Proyek jalan tol Semarang-Demak termasuk Proyek Strategis Nasional yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan kemacetan yang sering terjadi di jalan utama pesisir pulau jawa dan menjadi tanggul untuk mengatasi banjir rob di daerah pesisir. Dalam pelaksanannya proses pembebasan lahan atau tanah milik penduduk termasuk di dalamnya adalah aset tanah wakaf, khususnya tanah wakaf Yayasan Sunan Kalidjogo Kadilangu berjumlah 58 bidang tanah atau seluas 10 hektar masih menyisakan permasalahan terkait tanah pengganti yang hingga saat ini belum terselesaikan semua, sedangkan pembangunan tol Semarang-Demak seksi II sudah selesai dan mulai digunakan.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan dua masalah yaitu 1.) Apa problematika tukar ganti tanah wakaf di Yayasan Sunan Kalidjogo Kadilangu yang terdampak tol Semarang-Demak, 2.) Bagaimana solusi dalam menyelesaikan problematika tukar ganti tanah wakaf di Yayasan Sunan Kalidjogo Kadilangu yang terdampak tol Semarang-Demak.
Penelitian ini adalah penelitian yuridis empiris atau disebut dengan penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah data primer dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara dengan Yayasan Sunan Kalidjogo Kadilangu, BPN, Kemenag, dan PPK Pengadaan Tanah Jalan Tol Semarang-Demak. Selain data primer penulis juga menggunakan data sekunder. Serta sumber data dari bahan hukum baik primer maupun sekunder. Analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian ini adalah problematika tukar ganti tanah wakaf di Yayasan Sunan Kalidjogo Kadilangu yang terdampak tol Semarang-Demak disebabkan antara lain: kesulitan mencari tanah pengganti, kurangnya koordinasi antara PPK dengan na>z}ir, serta perhitungan nilai dan manfaat tidak tepat waktu.