Living Hadīṣ dalam tradisi gebyuran di Kampung Bustaman Kota Semarang

Zakaria, Hamzah (2022) Living Hadīṣ dalam tradisi gebyuran di Kampung Bustaman Kota Semarang. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of SKRISPI_1604026178_Hamzah_Zakaria] Text (SKRISPI_1604026178_Hamzah_Zakaria)
lengkap Hamzah Zakaria 1604026178 - Hamzah Hz.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (1MB)

Abstract

Tradisi adalah suatu kebiasaan yang telah dilakukan sejak lama, seperti adat, kebiasaan ajaran dan sebagainya yang turun temurun dari nenek moyang yang dilestarikan terus hingga sekarang. Sedangkan Gebyuran atau perang air merupakan bagian dari tradisi Jawa Tengah khususnya di Kampung Bustaman Kota Semarang, Gebyuran (perang air) adalah tradisi yang diajarkan olek Kyai Kertoboso Boestam agar menjalin tali silaturaḥim serta penyucian diri, tujuh hari atau seminggu sebelum datangnya Puasa dibulan suci Ramadhan, yang dipercaya masyarakat Kampung Bustaman adalah tradisi yang positif untuk menjalin tali silaturaḥim dan melakukan ritual membersihkan diri baik jasmani maupun rohani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana living ḥadīṣ dalam tradisi gebyuran di Kampung Bustaman Kota Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Jenis penelitian lapangan (field research), dengan pendekatan living ḥadīṣ. living ḥadīṣ adalah ilmu tentang ḥadīṣ- ḥadīṣ yang hidup atau ilmu yang mengkaji tentang gejala-gejala ḥadīṣ ditengah kehidupan umat manusia. Alat pengumpul data wawancara dan observasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif yakni data yang dikumpulkan, disusun kemudian ditafsirkan kemudian diambil kesimpulan. Dari hasil penelitian ini latar belakang living ḥadīṣ dalam tradisi gebyuran di Kampung Bustaman Kota Semarang. Untuk meneruskan kebiasaan Kyai Kertobodo Boestam atau Kyai Bustam yang sudah ada sejak tahun 1743. Tradisi gebyuran ini sebagai simbol mensucikan diri dan tradisi gebyuran Bustaman memiliki makna wadah untuk menjalin tali silaturaḥim sekaligus alat untuk untuk mensucikan diri, berbuat kebaikan kepada sanak saudara, saling mengasihi degan lemah lembut, saling memuliakan dan menghormati sesama masyarakat Kampung Bustaman Kota Semarang. Dapat disimpulkan bahwa tradisi gebyuran masyarakat Kampung Bustaman Kota Semarang sangatlah kental. Masyarakat percaya bahwa tradisi yang diajarkan ole Kyai Kertoboso Boestam membawa berkah kepada masyarakat, sehingga pada saat masyarakat bersatu sama lain dapat terjalin hubungan baik dan silaturaḥim dapat terjalin diantara masyarakat Kampung bustaman.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Tradisi; gebyuran; living Hadīṣ
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.125 Hadits > 297.1251 Study of Text of Hadith
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76231 - Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Bahrul Ulumi
Date Deposited: 18 Mar 2023 04:45
Last Modified: 18 Mar 2023 04:45
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/19495

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics