Penguatan manajemen pesantren berbasis gender di Yayasan Nurul Ittifaq Semarang

Mashumah, Lift Anis and Fauzi, Moh. (2019) Penguatan manajemen pesantren berbasis gender di Yayasan Nurul Ittifaq Semarang. Project Report. LP2M UIN Walisongo, Semarang. (Unpublished)

[thumbnail of LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BERBASIS RISET UNGGULAN NASIONAL (Kluster: Pengabdian Masyarakat Berbasis Pesantren/PMP)] Text (LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BERBASIS RISET UNGGULAN NASIONAL (Kluster: Pengabdian Masyarakat Berbasis Pesantren/PMP))
Fauzi-Laporan Penelitian_Managemen_2019 (1).pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (560kB)

Abstract

Berawal dari sebuah Pesantren Salaf kini berkembang menjadi Ma’had 'Aly. Kalimat ini sangat tepat untuk menggambarkan perubahan dan pengembangan revolusioner yang telah dan sedang terjadi di Yayasan Nurul Ittifaq Semarang. Pada awalnya -sebelum berdiri Yayasan NIS-, lembaga pendidikan yang dikelola hanya-lah Pesantren salaf yang bernama Roudlotul Muttaqin yang terletak di Kelurahan Polaman Kecamatan Mijen Kota Semarang. Cikal bakal pesantren ini bermula dari pemanfaatan bangunan sederhana milik Kyai H. Masruchan sebagai pendiri sekaligus pengasuh pesantren. Pada awal berdirinya, Pesantren ini menerima 7 (tujuh) santri muqim dan 30 santri “kalong”. Sejalan dengan apresiasi masyarakat yang semakin positif terhadap pesantren Roudlotul Muttaqin, pada tahun 1997 dilakukan pemugaran dan pembangunan asrama santri, dan pada tahun 2005 bangunan pesantren mengalami perkembangan pesat dengan memiliki gedung berlantai 4 (empat) dalam bentuk bangunan permanen. Jumlah santri pun terus bertambah dari tahun ke tahun, baik santri muqim maupun santri “kalong”. Perubahan dan pengembangan pun terus terjadi di Pesantren Roudlotul Muttaqin. Faktor utama pendorong perubahan Pesantren diakui Kyai Masruhan karena pendampingan Tim Pusat Studi Gender IAIN Walisongo selama tahun 2006-2007 melalui bantuan Penelitian Participatory Action Research (PAR) dari Diktis Kemenag. Buah dari PAR tersebut adalah munculnya “mimpi” untuk mendirikan lembaga pendidikan formal. Pada tahun 2008 dibentuklah sebuah Yayasan yang diberi nama Nurul Ittifaq Semarang (NIS). Pada tahun 2017, Yayasan NIS terus melakukan pengembangan dengan mengusulkan pendirian Ma’had ‘Aly yang fokusnya pada studi Ilmu Tafsir. Perubahan dan pengembangan revolusioner dari Pesantren Salaf menjadi Ma’had ‘Aly tersebut ternyata menimbulkan permasalahan terkait manajemen pesantren. Hal ini berdasarkan fakta tidak sebandingnya antara jumlah santri dengan Sumber Daya Manusia dan Sarpras pesantren. Dilihat dari jumlah pengurus Yayasan NIS ada 10 orang; 9 laki-laki dan 1 perempuan. Sedangkan jumlah santri pesantren Salaf adalah 200 santri; 127 laki-laki, dan 73 perempuan. Jumlah santri Pesantren ASKA adalah 1500 santri; 775 laki-laki dan 725 perempuan. Sedangkan jumlah ustadz/ustadzahnya adalah 100 orang; 70 ustadz dan 30 ustadzah. Jumlah santri yang sangat banyak tersebut hanya dilayani oleh 15 orang tenaga administrasi; 10 laki-laki dan 5 perempuan. Dari aspek Sarpras, Pesantren ASKA memiliki 3 lokasi kampus yang terpisah. Setelah dilakukan pendampingan penguatan manajemen yang berbasis gender, baik terkait SDM, kelembagaan, maupun Sarprasnya Yayasan NIS kini telah menunjukkan adanya tanda-tanda responsif gender. Inilah hasil dari pendampingan ini.

Item Type: Monograph (Project Report)
Uncontrolled Keywords: Manajemen pesantren; Gender
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.7 Propagation of Islam > 297.77 Islamic religious education
Divisions: Laporan Penelitian (Research Reports)
Depositing User: Miswan Miswan
Date Deposited: 25 May 2023 03:25
Last Modified: 25 May 2023 03:25
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/19905

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics