Tafsir sains ayat-ayat tentang penciptaan alam semesta

Muhtarom, Muhtarom (2016) Tafsir sains ayat-ayat tentang penciptaan alam semesta. Project Report. LP2M UIN Walisongo, Semarang. (Unpublished)

[thumbnail of Laporan Penelitian Individual] Text (Laporan Penelitian Individual)
Muhtarom-Tafsir-sains.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (1MB)

Abstract

Dalam al-Qur’an, ada sekitar 750 ayat yang menguraikan tentang alam raya dan fenomenanya (ayat kauniyah). Dalam membicarakan fenomena alam, al-Qur’an seringkali menggunakan redaksi yang ringkas dan padat. Hal ini karena tujuan al-Qur’an bukan untuk menjelaskan teori- teori atau fakta-fakta ilmiah, tetapi lebih mendorong manusia untuk mengadakan observasi dan penelitian sehingga dapat mengungkap kebesaran-Nya.
Penafsiran ayat-ayat kauniyah dengan pendekatan ilmu pengetahuan (sains) dalam ilmu tafsir dikenal dengan tafsir ilmiy (ilmiah). Penggunaan informasi-informasi ilmu pengetahuam (sains) dalam menafsirkan (memahami) al- Qur’an memang melahirkan tanggapan yang berbeda dari para ulama. Ada sebagian yang menolaknya dan ada pula yang menerimanya. Dalam penelitian ini, penggunaan teori atau temuan-temuan ilmu pengetahuan untuk memahami ayat-ayat kauniyah dimaksudkan agar diperoleh gambaran yang lebih detail dan terang tentang fenomena yang diisyaratkan ayat-ayat tersebut sehingga dapat mengantarkan kita pada kesadaran akan kebesaran Allah sang pencipta. Jadi ia bukan dimaksudkan untuk membuktikan kebenaran al-Qur’an dan tidak pula untuk mendukung temuan-temuan ilmiah dengan ayat-ayat al-Qur’an.
Penelitian ini mengkaji ayat-ayat tentang penciptaan alam semesta dengan pendekatan sains. Terdapat informasi dalam al-Qur’an yang masih “samar” tentang penciptaan alam
v

semesta, misalnya periodesasi (waktu) penciptaan, ada yang menyebut dua hari, empat hari, dan enam hari. Bagaimana merekonstruksi ayat-ayat tersebut sehingga memperoleh pemahaman yang lebih detail? Di sinilah pendekatan sains diperlukan untuk menjabarkan ayat-ayat tersebut.
Penelitian ini menemukan bahwa dalam membicarakan alam semesta, al-Qur’an menggunakan dua istilah, yaitu al-samâwât wa al-ardl atau al-samâwât wa al-ardl wa mâ bainahumâ. Sementara itu, pengertian sab’a samâwât (tujuh lapis langit) dipahami berbeda-beda oleh para mufassir dan para ilmuwan. Secara astronomis, pemahaman manusia tentang “tujuh langit” berkembang sesuai perkembangan budaya mereka, baik dalam konteks (arti) lapisan maupun dalam konsep dimensi.
Mengenai penciptaan alam semesta, al-Qur’an menginformasikan secara berbeda. Ada ayat yang menyebutkan proses penciptaan itu selama 2 masa (yaumain), 4 masa dan ada yang menyebutkan 6 masa. Namun setelah dikaji hal tersebut tidak bertentangan. Secara urutan masa- masa penciptaan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: proses penciptaan langit berlangsung selama dua masa, penciptaan bumi dalam dua masa, dan penciptaan semua yang ada di bumi selama dua masa. Jika ketiga penciptaan itu disatukan maka diperoleh hitungan enam masa yang dibutuhkan untuk proses penciptaan langit, bumi, dan segala
isinya.

Item Type: Monograph (Project Report)
Uncontrolled Keywords: Tafsir sains; Tafsir Al-Quran; Penciptaan; Alam semesta
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran > 297.1228 Nonreligious subjects treated in the Al-Quran
Divisions: Laporan Penelitian (Research Reports)
Depositing User: Miswan Miswan
Date Deposited: 07 Jun 2023 01:02
Last Modified: 07 Jun 2023 01:02
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/19921

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics