Diterbitkannya SE Nomor 5 Tahun 2022 tentang pedoman aturan pengeras suara masjid dan musala oleh Kementrian Agama menjadi salah satu isu yang ramai diperbincangkan oleh berbagai kalangan pada Februari tahun 2022. Adanya pro dan kontra, menjadi sebuah alasan mengapa isu tersebut banyak diperdebatkan, tak terkecuali oleh media massa di Indonesia. Perbedaan pandangan yang ada terkait surat edaran tersebut menuntut media untuk berhati-hati dalam memberitakannya. Media hendaknya memberitakan isu tersebut secara objektif agar mampu mempresentasikan berbagai pandangan yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui objektivitas berita pengeras suara masjid dan musala di TV One periode 21 Februari-15 Maret 2022. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi deskriptif kuantitatif dengan 13 sampel berita yang diambil dari TV One. Konsep objektivitas yang dikembangkan oleh J. Westersthal digunakan sebagai acuan dalam analisis data. Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari 8 kategori yang diteliti, hanya 2 kategori yang belum memenuhi syarat objektivitas yaitu faktual dan nonsensasional. Sedangkan, 6 indikator lainnya yaitu akurasi, kelengkapan, relevansi, akses proporsional, even handed, dan non-evaluatif telah memenuhi syarat objektivitas berita. Uji hipotesis penelitian menunjukkan nilai chi square hitung sebesar 2,000, dengan menggunakan angka probabilitas sebesar 0,05 atau 5% dan derajat kebebasan (df) = 1 maka didapat nilai chi square tabel sebesar 3,841. Oleh karena chi square hitung < chi square tabel maka dengan demikian diperoleh hasil hipotesis penelitian diterima dan ditolak. Artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan terkait syarat objektivitas dalam berita pembatasan pengeras suara masjid dan musala di TV One. Kesimpulan ini menunjukkan bahwa TV One telah memberitakan secara objektif terkait pembatasan pengeras suara masjid dan musala.