Lanjut Usia merupakan fase kemunduran yang ditandai dengan barbagai perubahan-perubahan pada dirinya. Lansia memliki berbagai problematika antara lain: perubahan fisik, perubahan sosial, perubahan psikologis dan perubahan sisi spiritual. Pada sisi spiritual, lansia umumnya lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, namun kenyataannya masih banyak lansia yang justru tidak mengetahui cara mengatasi permasalahan spiritualnya. Oleh karena itu dibutuhkan adanya pengoreksian diri yaitu pembinaan muḥāsabah an-nafs. Pembinaan muḥāsabah an-nafs dilakukan dengan kegiatan bimbingan konseling Islam. Pada penelitian ini memfokuskan pada pelaksanaan bimbingan konseling Islam dalam membina muḥāsabah an-nafs pada lanjut usia di Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Klampok, Kabupaten Brebes dan kondisi muḥāsabah an-nafs pada lanjut usia di Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Klampok Kabupaten Brebes.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan psikologis. Sementara sumber data penelitian terdiri atas dua sumber yaitu data primer dan data sekunder. Adapun teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi, teknik wawancara dan teknik dokumentasi. Sementara itu, uji keabsahan data penelitian dilakukan dengan sistem triangulasi meliputi triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Sedangkan teknik analisis data penelitian melalui data reduction, data display kemudian conclusion drawing atau verification.
Hasil penelitian menunjukkan 1) Pelaksanaan bimbingan konseling Islam di Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Klampok dilakukan setiap hari Selasa dan Kamis yang diawali dengan bimbingan mental dan konseling kelompok terlebih dahulu oleh pekerja sosial sebagai konselor dan dilanjutkan dengan bimbingan keagamaan oleh pembimbing agama yaitu Ustadz Muslikhuddin dan Ustadz Shokidin. Pelaksanaannya bertempat di aula panti yang diikuti oleh sekitar 30-50 lansia dari asrama yang tergolong sudah mandiri. 2) Kondisi muḥāsabah an-nafs pada lansia di Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Klampok sebagian besar menunjukkan kondisi positif yaitu banyak yang mengerti dan semangat dalam mengamalkan muḥāsabah an-nafs hal tersebut dibuktikan dengan lansia yang melakukan pengoreksian diri terhadap ibadah shalat dan wudhu. Meskipun ada pula lansia yang tidak mengalami kondisi positif dalam hal pengoreksian diri bahkan lebih buruknya kondisi muḥāsabah an-nafs menurun, hal ini sebabkan adanya faktor-faktor yang melatarbelakanginya.