Kebutuhan perlindungan hukum setiap manusia merupakan suatu hal yang tidak terbantahkan. Indonesia dalam sistem hukum pidananya tidak mengatur tentang pemidanaan saja, melainkan juga mengatur bagaimana tindak pidana bisa dihapuskan pertanggungjawaban pidananya. Begitupula hukum Islam yang juga mengatur tentang hapusnya pertanggungjawaban terhadap pelaku jarimah. Seperti kasus yang terjadi di wilayah Bulukumba, Sulawesi Selatan, Basman melakukan tindakan pembunuhan terhadap Rasyad dikarenakan Basman melakukan pembelaan diri akibat ditikam Rasyad menggunakan badik. Basman divonis bersalah oleh hakim akibat pembelaan dirinya yang melanggar pasal 338 KUHP dan dihukum 3 tahun penjara. Akan dianalisis bagaimana pertimbangan hukum oleh hakim dalam menjatuhkan pidana pada Putusan Nomor 61/Pid.B/2018/PN Blk tindak pidana pembunuhan karena pembelaan diri, kemudian setelahnya, meninjau putusan Pengadilan Negeri Bulukumba Nomor 61/Pid.B/2018/PN Blk tesebut tentang sanksi tindak pidana pembunuhan karena pembelaan diri dalam perspektif hukum pidana Islam.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian yuridis normatif. Sumber dan jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Bentuk penyajian data yang digunakan dengan penyajian deskriptif-kualitatif. Pengumpulan data melalui studi dokumen dan penelitian kepustakaan. Analisis data dengan menggunakan metode deskriptif. Dan pendekatan yang digunakan adalah dengan pendekatan kasus atau putusan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pada putusan Pengadilan Negeri Bulukumba Nomor 61/Pid.B/2018/PN Blk, perbuatan yang dilakukan oleh Basman dalam melakukan pembelaan diri justru dinilai telah melakukan tindak pidana pembunuhan oleh Majelis Hakim dengan hukuman penjara 3 tahun. Namun, jika ditinjau dari perspektif hukum pidana Islam, Basman (terdakwa) tidak perlu mendapatkan sanksi, sebab melakukan pembunuhan dengan alasan membela diri.