Seluruh kegiatan muamalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari sudah diatur dalam hukum Islam yang memberikan aturan terkait rukun dan syaratnya. Praktik Ijarah harus dilihat dan dikaji apakah praktik tersebut telah memenuhi syarat dan rukun terkait Ijarah.
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis field research atau penelitian lapangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif sehingga menghasilkan data deskriptif. Penelitian dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi agar mendapatkan informasi yang tepat anatara teori yang didapat engan praktik dilapangan.
Hasil temuan dalam penelitian adalah: Praktik sewa-menyewa kepemilikan akun Maxim di Kota Semarang yaitu menyerahkan akun Maxim kepada pihak penyewa akun untuk digunakan dalam masa sewa. Menurut hukum Imam Syafi’i salah satu syarat Ijarah adalah objek sewa harus jelas kepemilikannya dan juga Aqid sebagai orang yang melakukan akad haruslah memiliki kepemilikan sempurna. Sedangkan menurut Imam Ahmad Hambali dalam Kitab al Insaf kelima bahwa barang yang telah dalam kekuasaan dan telahdiberi izin untuk melakukan akad maka boleh melakukan akad sewa-menyewa sesuai dengan ketentuannya. Hal tersebut untuk memudahkan dalam melakukan kegiatan muamalah
Maka dari itu praktik sewa-menyewa kepemilikan akun Maxim di Kota Semarang tidak memenuhi syarat Ijarah yaitu syarat aqid dalam hal ini adalah pihak mitra Maxim. Karena pihak mitra Maxim tidak memiliki kepemilikan sempurna untuk melakukan sewa akun kepada pihak lain. Selain itu dengan menyewakan akunnya sama saja melanggar kode etik dan menimbulkan mudharat di kemudian hari oleh banyak pihak.