Pelembagaan partai politik memberi pengaruh besar terhadap kemenangan suatu partai politik. Saat pelembagaan suatu partai kurang baik maka akan memberi pengaruh terhadap perolehan suaranya. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merupakan salah satu dari partai politik tua di Indonesia, yang memiliki kiprah cukup lama dalam sejarah kepartaian di Indonesia, tetapi perolehan suaranya selalu mengalami penurunan dari waktu ke waktu baik di pusat maupun di provinsi khususnya di Provinsi Jawa Tengah. Selama pemilu di Jawa Tengah dari pemilu 1977 sampai pemilu 2019 DPW PPP Jawa Tengah mendapatkan suara yang terus berkurang. Sedangkan partai ini sudah sepuluh kali ikut serta dalam pemilu di Jawa Tengah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pelembagaan partai politik DPW PPP Jawa Tengah dalam menghadapi pemilu dan untuk mengetahui pola rekrutmen calon anggota DPW PPP Jawa Tengah sudah menggambarkan tingkat pelembagaan partai politik yang tinnggi atau rendah.
Penelitian ini bertujuan menganalisis proses pelembagaan DPW PPP Jawa Tengah. Penelitian ini didesain dengan menggunakan metode kualitatif. Bertolak dari kerangka teoritik pelembagaan partai politik, penelitian ini menghasilkan beberapa temuan yang berfokus pada empat derajat pelembagaan. Hasil penelitian memperlihatkan derajat kesisteman (systemness) dalam proses pelembagaan di tubuh PPP Jawa Tengah masih belum dapat dikatakan ideal. Faktor-faktor seperti penggunaan aturan, prosedur, dan mekanisme yang disepakati dan ditetapkan dalam konstitusi partai belum mampu diterjemahkan PPP Jawa Tengah dalam menajemen keorganisasian. Di level derajat identitas nilai (value infusion), PPP Jawa Tengah konsisten mengusung nilai yang menjadi landasan partai. Namun, secara prakis beberapa narasi yang diusung partai tidak terlalu mendatangkan insentif secara elektoral. Di level decisional autonomy, kondisi PPP Jawa Tengah yang hanya mengandalkan sumber pembiayaan partai dari sumber internal, kendati kondisi ini memberikan keleluasaan dan derajat otonomi suatu partai dalam pembuatan keputusan, namun keterbatasan kemampuan keuangan berdampak pada efektifitas jalannya organisasi. Di level value infusion, narasi dan isu yang dibawa parrtai menjadikan mereka dekat dengan segmen pemilih dari kelompok minoritas, baik dari kelompok keagamaan maupun etnis. Di level keempat (reification), diferensiasi identitas yang dibawa partai nampak belum membumi di tengah publik Jawa Tengah.