Islam merupakan agama dakwah dan menjadi suatu kewajiban umatnya dalam mensyiarkan ajaran Islam kepada manusia. Upaya penyebaran ajaran agama Islam di masyarakat merupakan suatu usaha dakwah yang harus dilaksanakan setiap kaum muslim. Di era yang serba modern ini rentan sekali untuk remaja terjerumus masuk kedalam pergaulan yang melenceng dari ajaran keagamaan atau religiusitas mereka apalagi yang belum pernah mengenyam pendidikan keagamaan sama sekali di pondok pesantren. Peneliti melihat adanya strategi dakwah yang menarik yang dilakukan oleh organisasi Al-khidmah Kabupaten Demak dalam meningkatkan religiusitas remaja, dengan mengelompokkan remaja kedalam dua kelompok atau komunitas dari kalangan remaja yang berbeda yang dipimpin dan dibimbing oleh dua putra pendiri organisasi Al-khidmah. Strategi doa adalah agar umat paroki khususnya remaja memahami agama, fokus kajian ini adalah keinginan untuk mengetahui 1). Apa saja program wajib militer di Majelis Dzikir dan Maulidurrasul SAW Al-Khidma Kabupaten Demak 2). Bagaimana strategi memohon Majelis Dzikir dan Maulidurrasul SAW Al-Khidma Kabupaten Demak dalam meningkatkan religiusitas remaja.
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan dokumentasi. Penulis menganalisis data dengan cara mereduksi data, menampilkan data, dan memeriksa kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan wajib militer yang dilakukan Majelis Dzikir dan Maulidurrasul SAW Al-Khidma di Kabupaten Demak meliputi; satu). Majlis Mubaiya, 2). Khushushi Mejlis, 3). Majlis Khushushi Kubro, 4). Dzikir Majlis, Maulid dan Manakib dan Talim, 5). Majlis Dzikir, Maulid dan Manakib Kubro dan Talim, 6). Majlis Howl, 7). Majelis Haul Akbar. Strategi panggilan adalah perencanaan, pengiriman, Tindakan dan operasi panggilan Islam yang dilakukan secara rasional untuk mencapai tujuan yang menjangkau semua dimensi manusia. Strategi himbauan yang digunakan Majelis Dzikir dan Maulidurrasul S.A.V. Al-Khidmah Kabupaten Demak menggunakan strategi sentimental (fokus pada aspek hati), strategi rasional (fokus pada akal) dan strategi indrawi untuk meningkatkan religiusitas pemuda sebagai penunjangnya; Menurut penulis, diperlukan strategi tambahan untuk memaksimalkannya sebagai upaya meningkatkan religiusitas religius pada remaja. Begitu pula dengan pelaksanaan draf program agar dapat menarik perhatian sebanyak-banyaknya kepada diri sendiri, supaya tujuan dan fungsi dakwah dapat tercapai secara efisien dan efektif.