Dampak dari media sosial telah mempengaruhi kehidupan sosial dalam masyarakat, termasuk nilai, sikap dan pola perilaku pengguna media sosial. Adanya narasi dan konten-konten ujaran kebencian, intoleran, dan berita hoaks, serta munculnya isu-isu konservatif agama akan semakin memperkeruh suasana di media sosial. Maka dari itu perlunya menggaungkan dan menyebarluaskan gagasan moderasi beragama melalui media sosial, sebagai upaya memberikan pemahaman sikap moderat, sikap toleran dan saling menghormati antar sesama.
Tujuan penelitian ini menjelaskan tentang cara pengarusutamaan moderasi beragama melalui media sosial UIN Walisongo Semarang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan naratif deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara dengan pengurus Rumah Moderasi Beragama (RMB) dan Subbag. Humas Informasi UIN Walisongo, serta pengamatan melalui dokumentasi media sosial UIN Walisongo Semarang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa UIN Walisongo Semarang telah menggaungkan konsep moderasi beragama secara stategis dalam bentuk strategi dan inisiasi kegiatan dalam pengarusutamaan moderasi beragama melalui media sosialnya. Baik berupa narasi dan informatif melalui website dari hasil kegitan-kegiatan yang telah dilaksanakan, serta dengan unggahan konten-konten, video, film, meme melalui YouTube, Instagram, Facebook dan Twitter. UIN Walisongo menjadikan media sosial sebagai salah satu sarana peran strategis dalam mensyiarkan Islam moderat untuk melawan ujaran kebencian, intoleransi, isu konservatif agama dan berita hoaks yang sering muncul di media sosial, serta menjadikan tolak ukur indikator moderasi beragama Kemenag RI sebagai langkah penyebaran nilai-nilai kemanusiaan, dan kerukunan umat beragama. Tantangan dan kendala yang dihadapi UIN Walisongo di level kebijakan belum ditemukan dokumen terkait penguatan moderasi beragama di UIN Walisongo melalui media sosial baik dalam Rencana Strategis (RENSTRA) maupun Rencana Induk Pengembangan (RIP) dan belum sepenuhnya konsen pada penerapan moderasi beragama melalui media sosial.