Bank syariah memiliki fungsi menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk titipan dan investasi dari pihak pemilik dana, serta menyalurkan dana kepada pihak lain yang membutuhkan dana dalam bentuk jual beli maupun kerjasama usaha seperti pembiayaan. Bank umum syariah dalam menyalurkan pembiayaan akan selalu dihadapkan dengan risiko pembiayaan bermasalah yang diistilahkan dengan Non Performing Financing (NPF). NPF adalah rasio yang menunjukkan antara pembiayaan bermasalah dengan jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah. Tingkat besar kecilnya pembiayaan bermasalah bank dipengaruhi oleh faktor makro ekonomi dan faktor internal bank.
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh indikator makroekonomi (nilai tukar, inflasi, dan PDB) serta indikator perbankan (FDR, BOPO, dan CAR) terhadap NPF. Penelitian ini menggunakan data time series mulai triwulan I tahun 2013 sampai triwulan IV tahun 2021 laporan keuangan Bank Muamalat Indonesia. Metode penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda menggunakan aplikasi eviews versi 12.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial nilai tukar dan inflasi berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap NPF Bank Muamalat Indonesia tahun 2013-2021. Sedangkan variabel PDB dan FDR berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap NPF Bank Muamalat Indonesia tahun 2013-2021. Sementara variabel BOPO memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap NPF Bank Muamalat Indonesia tahun 2013-2021. Sedangkan variabel CAR menunjukkan pengaruh negatif dan signifikan terhadap NPF Bank Muamalat Indonesia Tahun 2013-2021.