Culture Shock merupakan suatu gejala ketidaknyamanan psikis dan fisik yang dialami seseorang akibat perbedaan kebudayaan dengan yang lain di suatu lingkungan baru. Gejala Culture Shock dapat dialami jemaah haji yang sedang melaksanakan ibadah haji di tanah suci. Akibat dari gejala Culture Shock dapat mengganggu ke khusyukan pelaksanaan ibadah haji sehingga perlu suatu upaya dari pembimbing haji untuk mencegah Culture Shock. Salah satu upaya yang pembimbing haji lakukan untuk mencegah Culture Shock pada jemaah yaitu dengan pemberian motivasi.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana upaya pembimbing dalam memotivasi jemaah haji untuk mencegah Culture Shock di Kantor Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah Muhammadiyah Semarang. Guna mendapatkan data, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan teknik pengumpulan data berupa penyebaran kuesioner, wawancara menggunakan teknik snowball dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan pada pembimbing haji dan jemaah haji tahun 2022 di KBIHU Muhammadiyah Semarang. Metode analisis yang digunakan yakni model interaktif Milles dan Huberman melalui tiga tahapan yaitu redukasi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian motivasi sebagai upaya mencegah permasalahan psikis akibat Culture Shock dilakukan pembimbing haji sebelum jemaah haji berangkat ke tanah suci yaitu dengan cara memotivasi jemaah haji melalui penyampaian materi bimbingan manasik haji secara klasikal dengan tatap muka 26 kali pertemuan, memotivasi jemaah melalui praktek manasik haji I dan praktek manasik haji II, dan memotivasi melalui pertemuan regu dan rombongan dalam bentuk penguatan doa-doa dan urutan prosesi safar.