Analisis pandangan Ulama Syafi’iyyah dan Hanabilah terhadap pembatasan keturunan dengan metode azl

Sahri, Muhammad (2023) Analisis pandangan Ulama Syafi’iyyah dan Hanabilah terhadap pembatasan keturunan dengan metode azl. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of Skripsi_1902016125_Muhammad_Sahri] Text (Skripsi_1902016125_Muhammad_Sahri)
Skripsi_1902016125_Muhammad_Sahri.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (1MB)

Abstract

Terjadi perbedaan pendapat terkait hukum ‘azl. Menurut Syafi’iyyah berpendapat bahwa praktik‘azl adalah boleh dengan syarat berdasarkan ridha dari istri, Imam al-Ghazali penganut Syafi’iyyah mengatakan tidak ada nash jelas melarang ‘azl maka beliau membolehkannya secara mutlak. Sedangkan Hanabilah hukum ‘azl dibolehkan dengan syarat ridha dari istri. Hanabilah menambahkan sisi Maqasid al-Syari’ah dalam permasalahan 'azl, Ibnu Qudamah mengikuti Imam Hambali berdasar pada riwayat Umar bin Khattab, Ibnu Umar dan Ibnu Mas’ud. Kedua golongan ini memiliki metode istinbath masing-masing yang mengakibatkan perbedaan pandangan terkait hukum ‘azl.
Dengan demikian penelitian ini membahas analisis pandangan ulama Syafi’iyyah dan Hanabilah terhadap pembatasan keturunan dengan metode ‘azl yang tercakup dalam pandangan dari Imam al-Ghazali dan Ibnu Qudamah. Penelitian berfokus pada analisis perbedaan metode istinbath serta pandangan Imam al-Ghazali dan Ibnu terkait hukum ‘azl ketika berubungan badan antara suami dan istri.
Penyusunan penelitian ini menggunakan pendekatan normatif dengan metode kualitatif. Bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah merujuk pada kitab Ihya Ulum al-Din dan kitab al-Mughni dan dikuatkan dengan berbagai jurnal terkait pembahasan ini.
Berdasarkan permasalahan yang muncul dan dengan metode penelitian yang digunakan tersebut, maka penelitian ini mendapatkan hasil bahwa hukum ‘azl dalam berhubungan badan antara suami istri diperbolehkan secara mutlak oleh Imam al-Ghazali, namun akan menjadi makruh dalam keadaan tertentu. Sedangkan Ibnu Qudamah menghukumi makruh ‘azl dengan alasan akan memutuskan perkembangan umat Islam, namun juga diperbolehkan melakukan ‘azl jika berada dalam keadaan darurat dan harus mendapatkan izin dari istri apabila suami hendak melakukan ‘azl.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: ’Azl; Imam al-Ghazali; Ibnu Qudamah; Istinbath; Ulama Syafiiyyah; Ulama Hanabilah
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.5 Islamic ethics, practice > 297.57 Religious experience, life, practice > 297.577 Marriage and family life
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > 74230 - Hukum Keluarga Islam (Ahwal al-Syakhsiyyah)
Depositing User: Miswan Miswan
Date Deposited: 21 Oct 2023 06:17
Last Modified: 21 Oct 2023 06:17
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/21803

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics