Studi analisis tentang pernikahan wanita hamil karena zina dalam perspektif Imam Syafi’i dan Ibnu Qudamah

Putri, Devi Ratna (2023) Studi analisis tentang pernikahan wanita hamil karena zina dalam perspektif Imam Syafi’i dan Ibnu Qudamah. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of Skripsi_1902016127_Devi_Ratna_Putri] Text (Skripsi_1902016127_Devi_Ratna_Putri)
Skripsi_1902016127_Devi_Ratna_Putri.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (2MB)

Abstract

Pernikahan merupakan perintah agama diatur oleh syariat Islam dan merupakan satu-satunya jalan menyalurkan seks yang disahkan agama Islam. Pernikahan wanita hamil karena zina di Indonesia sudah hal yang biasa. Kompilasi Hukum Islam membuat peraturan yang mana melindungi wanita yang hamil karena zina dan status anak. Karena Kompilasi Hukum Islam di Indonesia membolehkan jika wanita hamil karena zina dinikahkan dengan laki-laki yang menghamilinya. Dalam Islam terdapat beberapa ulama yang berbeda pendapat. Karena para ulama melakukan ijtihat dalam memahami ayat Al-Qur’an dan hadist untuk menetapkan hukumnya. Perbedaan itu terdapat dari Imam Syafi’i dari ulama fikih mazhab Syafi’i dan Ibnu Qudamah dari ulama fikih mazhab Hambali. Keduanya memimiliki pendapat yang bertolak belakang.
Jenis penelitian yang digunakan adalah normatif dan emperis yang bersifat kualitatif. Penelitian ini penulis menggunakan pendekatan hukum normatif (doctrinal). Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui pernikahan wanita hamil karena zina menurut pendapat Imam Syafi’i dan Ibnu Qudamah. (2) untuk mengetahui relevensi pendapat Imam Syafi’I dan Ibnu Qudamah mengenai pernikahan wanita hamil karena zina di masyarakat muslim Indonesia.
Dari penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pendapat antara Imam Syafi’i dan Ibnu Qudamah mengenai pernikahan wanita hamil karena zina. Dari Imam Syafi’i hukum pernikahan wanita hamil karena zina adalah boleh dinikahkan, baik dengan laki-laki yang menghamili maupun laki-laki yang bukan manghamilinya. Sedangkan Ibnu Qudamah berpendapat pernikahan wanita hamil karena zina wajib menjalankan masa iddah dan melakukan taubat dengan sungguh. Pada dasarnya pendapat Imam Syafi’i dan Ibnu Qudamah memiliki pendapat yang sama kuat dalam mengambil hukumnya. Kedua pendapat mereka tidak pernah bertemu pada satu kesepakatan yang sama, karena Imam Syafi’i memberikan perhatian kepada status anak sebagai akibat dari kehamilan karena zina tanpa adanya status kepada pelaku zina. Sedangkan Ibnu Qudamah memberikan perhatian pada perbuatan zina yang dianggap dosa sehingga memberikan hukuman untuk para pezina.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Pernikahan; Wanita hamil; Zina; Imam Syafi’i; Ibnu Qudamah
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.5 Islamic ethics, practice > 297.57 Religious experience, life, practice > 297.577 Marriage and family life
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > 74230 - Hukum Keluarga Islam (Ahwal al-Syakhsiyyah)
Depositing User: Miswan Miswan
Date Deposited: 21 Oct 2023 06:30
Last Modified: 21 Oct 2023 06:30
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/21805

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics