Kesenian Laesan Lasem tumbuh dengan stigma PKI dan tidak agamis. Namun akhir-akhir ini kalangan religius Lasem sedang giat menghidupkan kembali kesenian tersebut. Tesis ini bertujuan untuk menganalisis makna simbol-simbol keislaman yang terdapat dalam Kesenian Laesan Lasem dan nilai-nilai dakwah apa yang terkandung di dalamnya. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis semiotika sosial Theo Van Leeuwen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa simbol-simbol keislaman dalam kesenian Laesan Lasem terdiri atas simbol verbal dan non verbal. Simbol verbal terdiri atas: (1)simbol keislaman pada nama “laesan” yang mempunyai makna meniadakan keinginan duniawi dalam diri sehingga fokus untuk menuju Allah SWT. (2) simbol keislaman pada pembacaan al fatihah pada saat pembukaan. (3) simbol keislaman pada teks tembang yang terdiri dari 4 inti pokok yaitu: keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, nasehat, satire, dan hiburan. Sedangkan simbol-simbol non verbal terdiri atas: (1) simbol keislaman pada busana kanung yang mencirikan nilai kesopanan. (2)simbol keislaman pada kurungan yang dibungkus kain kafan sebagai properti pertunjukan yang menggambarkan alam kandungan yang sesak. (3)simbol keislaman pada bondo atau ikatan pada tubuh Laes yang menggambarkan terbelenggunya manusia dengan hal-hal duniawi. (4) simbol keislaman dalam pembagian sesaji. Sedangkan nilai-nilai dakwah yang terkandung dalam kesenian Laesan Lasem di antaranya: nilai aqidah, kebebasan berkehendak, hati yang bersih, sindiran tentang prostitusi, dan pesan kematian.Konsekuensi dari tesis ini adalah Kesenian Laesan Lasem mengandung simbol-simbol keislaman yang bisa digunakan sebagai media dakwah