Indonesia dikenal tidak hanya sebagai negara yang sangat indah tetapi juga sebagai negara yang sangat ramah dan bermoral. Namun degradasi moral yang terjadi di negeri ini telah mempengaruhi seluruh lapisan masyarakat, salah satunya sering terjadi pada generasi muda. Berdasar dari masalah ini, penulis melakukan penelitian tentang pembelajaran PAI dalam membentuk karakter pelajar Pancasila. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana sikap siswa pada pembelajaran PAI, implementasi pembelajaran PAI serta faktor pendukung dan penghambat implementasi pembelajaran PAI dalam membentuk karakter pelajar Pancasila kelas VII di SMP Negeri 44 Semarang.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan obseervasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian ini meliputi kepala sekolah, waka kurikulum, waka kesiswaan, guru PAI, dan beberapa perwakilan siswa kelas VII. Teknik analisis data penelitian ini dilakukan dengan tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi atau penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; 1) sikap siswa pada pembelajaran PAI masih dalam tahap melakukan sesuatu jika disuruh (tahap pengulangan atau pembiasaan) belum sepenuhnya menjadi budaya, yaitu: siswa membaca asmaul husna, melaksanakan sholat dhuha, membiasakan diri mengawali dan mengakhiri pembelajaran dengan do’a, menghargai perbedaan pendapat, tidak membeda-bedakan teman, bekerja sama untuk membersihkan kelas, bekerja sama sebagai tim, hadir tepat waktu, mengerjakan tugas secara mandiri, dapat membedakan pergaulan yang baik maupun yang buruk, dapat menyampaikan pendapatnya, membuat kaligrafi dan beberapa siswa dapat mengembangkan bakatnya. 2) Implementasi pembelajaran PAI dalam membentuk karakter pelajar pancasila disimpulkan bahwa penerapannya sudah berjalan cukup baik, yaitu: guru menggunakan 15 menit jam pelajaran untuk melakukan sholat dhuha, membiasakan 3S (senyum, salam, dan sapa), memberikan pelajaran tentang budi pekerti termasuk didalamnya kerukunan antar umat beragama, mengajarkan toleransi berpendapat, tutor teman sebaya, memberikan tugas pada siswa sebagai bagian dari pembiasaan mandiri, menggunakan metode discovery learning, memberikan sanksi kepada siswa, misalnya ketika siswa berprilaku tidak baik, memberikan tugas berupa mind map dan kaligrafi, dan memberikan fasilitas untuk mengembangkan kreativitas sesuai dengan bakat yang dimiliki. 3) Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi implementasi diantaranya: faktor pendukungnya yaitu, pembiasaan dalam pembelajaran, kegiatan-kegiatan keagamaan, dan adanya lomba keagamaan. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu, beban kerja guru yang berlebihan, siswa yang mengabaikan, dan pemberian sanksi yang kurang memberikan efek jera.