Konstruksi sosial masyarakat terhadap tindakan buang air besar sembarangan (BABS) di sungai : studi pada masyarakat pinggir sungai di Kelurahan Tambakaji, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang

Azzahra, Rahmah Khairun (2023) Konstruksi sosial masyarakat terhadap tindakan buang air besar sembarangan (BABS) di sungai : studi pada masyarakat pinggir sungai di Kelurahan Tambakaji, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of Skripsi_1706026095_Rahmah_Khairun_Azzahra] Text (Skripsi_1706026095_Rahmah_Khairun_Azzahra)
1706026095_RAHMAH_KHAIRUN_AZZAHRA_Lengkap_Tugas_Akhir - Zzzar.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (1MB)

Abstract

Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di sungai merupakan suatu permasalahan yang sampai saat ini masih terjadi di Kota Semarang, salah satunya di wilayah Tambakaji. Fenomena yang terjadi merupakan tindakan BABS di sungai secara tertutup atau tindakan BAB yang dilakukan di toilet namun pembuangan kotorannya tidak pada tempat semestinya (septic tank) melainkan dialirkan langsung ke sungai menggunakan pipa paralon. Tindakan yang dilakukan tersebut akibat tidak adanya septic tank yang disediakan sejak awal pembangunan rumah, serta adaya anggapan bahwa sungai yang mengalir di belakang rumah dapat dijadikan sebagai tempat pembuangan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tindakan BABS dalam konstruksi sosialnya serta bagaimana masyarakat memahami pembiasaan BABS di sungai yang terjadi di RT 02 RW 11 Kelurahan Tambakaji.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data yang diperoleh dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan sekunder. Data primer berasal dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi, sedangkan data sekunder diperoleh dari pihak terkait berbentuk dokumen atau laporan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori Konstruksi Sosial dari Berger dan Luckmann dengan menggunakan tiga konsep dialektis yaitu eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi.
Pembiasaan tindakan buang air besar sembarangan di sungai yang dilakukan oleh masyarakat terjadi karena adanya pembentukan makna tentang sungai yang dapat dijadikan sebagai pengganti septic tank. Pemaknaan tentang sungai didasari pada pengetahuan subjektif yang didapatkan dari pengalaman. Dari pengalaman dan pengetahuan tersebut kemudian direalisasikan dalam sebuah tindakan berupa tidak membangun septic tank dan lebih memilih untuk membuang air besar (tinja) langsung ke sungai menggunakan pipa paralon. Tindakan yang dilakukan didasari oleh beberapa faktor yaitu pengetahuan, lingkungan, ekonomi, dan budaya. Masyarakat yang tinggal di pinggir sungai memahami tindakan BABS bukan sebuah persoalan, karena kotoran yang dibuang dianggap tidak menimbulkan masalah, karena hanyut terbawa arus sungai, namun ternyata dari adanya tindakan buang air besar sembarangan di sungai menimbulkan beberapa dampak. Dampak yang ditimbulkan antara lain yaitu dampak bagi kesehatan dan dampak bagi lingkungan seperti tercemarnya sungai dan air tanah, selain itu juga menimbukan ketidaknyamanan karena bau yang tidak sedap. Adanya fenomena tersebut menjadikan para stakeholders berupaya untuk menghentikan dengan cara melakukan sosialisasi, namun sampai saat ini upaya tersebut belum membuahkan hasil.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Konstruksi sosial; buang air besar; masyarakat pinggir sungai
Subjects: 300 Social sciences > 301 Sociology and anthropology
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik > 69201 - Sosiologi
Depositing User: Bahrul Ulumi
Date Deposited: 28 Oct 2023 02:48
Last Modified: 28 Oct 2023 02:48
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/21984

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics