Hadirnya media sosial akan mempermudah lembaga keagamaan dalam menyebarkan pesan keagamaan ke seluruh dunia hanya dengan menekan tombol. Ini membuat lembaga keagamaan lebih mudah untuk menginformasikan orang tentang kepercayaan mereka, dan dapat membantu mereka menjangkau audiens baru. Media sosial juga memungkinkan lembaga keagamaan berkomunikasi dengan anggota mereka dan mendengar pandangan dan masukan tentang beragama. Hal tersebut sangat membantu lembaga keagamaan untuk menyesuaikan pesan dengan kebutuhan jamaahnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh efektivitas media sosial YouTube, TikTok, Facebook, dan Instagram terhadap gaya hidup masyarakat milenial di Kabupaten Kudus. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei sebagai instrumen pengumpulan data. Sampel penelitian ini adalah masyarakat milenial di Kabupaten Kudus, yang dipilih secara acak dengan menggunakan teknik non probabilitas dengan menggunakan metode convenience sampling. Data yang dikumpulkan melalui kuesioner yang mencakup variabel-variabel terkait penggunaan media sosial, seperti frekuensi penggunaan, jenis konten yang dikonsumsi, dan tingkat keterlibatan dalam interaksi sosial melalui media sosial. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan teknik regresi dengan bantuan SPSS 25.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh partial penggunan media sosial Youtube, Tiktok, Faceeboook dan Instagram berpengaruh terhadap Gusjigang. Penggunaan sosial media secara simultan bisa berdampak terhadap implementasi Gusjigang. Implikasi manajerial penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pengaruh media sosial terhadap perilaku dan gaya hidup masyarakat milenial di Kabupaten Kudus. Temuan penelitian ini dapat memberikan wawasan bagi pemerintah daerah dan pihak terkait lainnya dalam merancang kebijakan yang lebih efektif dalam mengelola dampak penggunaan media sosial pada masyarakat milenial.