Khusnu Rizal (1901046069). Pernikahan dini merupakan suatu gejala dalam lingkungan masyarakat. Terjadinya pernikahan dini di Kecamatan Lohbener menimbulkan dampak yang cukup besar dalam kesejahteraan pelaku. Dari mulai pendidikan, kesehatan, sosial dalam masyarakat dan emosional. Dalam mencapai suatu kesejahteraan, perlu adanya lembaga pemerintahan untuk meningkatkan kesejahteraan pelaku pernikahan dini, salah satunya ialah Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Indramayu. DP2KBP3A Kabupaten Indramayu memiliki peran dalam meningkatkan kesejahteraan pelaku pernikahan dini melalui program-program peningkatan kesejahtetaan bagi pelaku pernikahan dini, dari mulai sebelum pelaku melaksanakan sidang dispensasi nikah sampai pelaku pernikahan dini tersebut melahirkan.
Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan peran DP2KBP3A Kabupaten Indramayu dalam meningkatkan kesejahteraan pelaku pernikahan dini di Kecamatan Lohbener Kabupaten Indramayu dan mengetahui hasil peningkatan kesejahteraan DP2KBP3A kabupaten Indramayu terhadap kesejahteraan pelaku pernikahan dini di Kecamatan Lohbener Kabupaten Indramayu. Untuk mengungkapkan persoalan tersebut secara mendalam dan menyeluruh, peneliti menggunakan pendekatan fenomenologi, metode kualitatif yang bermanfaat memberikan informasi, fakta dan data mengenai peran DP2KBP3A Kabupaten Indramayu dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga pelaku pernikahan dini, kemudian data tersebut diuraikan dianalisis dan dibahas.
Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa peran DP2KBP3A Kabupaten Indramayu dalam meningkatkan kesejahteraan pelaku pernikahan dini dapat dilihat dari program-program yang telah dilaksanakan, yaitu: (1) Layanan edukasi dan pendampingan bagi pelaku pernikahan dini, (2) Pemberian motivasi terhadap pelaku pernikahan dini dan orangtua pelaku pernikahan dini dan, (3) Pengarahan pengecekan kadungan. Kemudian, hasil peningkatan yang dilakukan DP2KBP3A Kabupaten Indramayu dalam meningkatkan kesejahteraan pelaku pernikahan dini dapat dikatakan belum sepenuhnya berhasil, hal ini dapat dilihat dari tidak terpenuhinya tiga dari lima hierarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow, yang mana teori tersebut digunakan sebagai acuan dalam indikator kesejahteraan. Bahkan dalam pemenuhan kebutuhan fisiologis, hasil peningkatan hanya terdapat dalam segi kesehatan, yang mana dapat dilihat dari tidak adanya pelaku pernikahan dini yang anaknya terkena stunting maupun Berat Badan Ringan (BBR). Kemudian dalam pemenuhan kebutuhan safety hasil peningkatan dapat dilihat dari tidak adanya pelaku pernikahan dini yang di bullying di lingkungan sekitar. Sedangkan tiga hierarki yang tidak terpenuhi tersebut ialah: love/belonging, self esteem dan self actualization.