Fenomena Penduduk Transmigran dan penduduk Lokal di Desa Trans Sri Gunung, Kecamatan Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan menjadi salah satu fenomena yang menarik untuk dikaji dalam kaitannya dengan perbandingan strategi ekonomi. Perbandingan strategi ekonomi antara penduduk trasnmigran dan penduduk lokal ini menyangkut dengan sosial, ekonomi dan pendidikan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskrifsikan proses perbandingan strategi ekonomi antara penduduk trasnmigran dan penduduk lokal di Desa Sri Gunung.
Penelitiaan ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan. Sumber data dalam penelitian ini yakni data primer dan sekunder. Data dalam penelitian diperoleh dari observasi non-partisipan, wawancara dan dokumentasi. Dalam prosesnya, peneliti melakukan wawancara dengan kepala desa, penduduk transmigran dan penduduk lokal yang jumlah keseluruhan informannya sebanyak sembilan orang. Sementara itu, data dalam penelitian ini dianalisis dengan reduksi data, penyajian data dan penarik kesimpulan. Kemudian peneliti menggunakan teori modal sosial Francis Fukuyama yang membahas tiga unsur yaitu jaringan, nilai, dan kepercayaan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pandangan mengenai kehidupan perekonomian yang dilakukan oleh penduduk transmigran dan penduduk lokal mencakup tiga hal yaitu (1) potensi ekonomi, (2) Pemenuhan Kebutuhan, dan (3) Konsusmi. Selanjutnya mengenai upaya yang dilakukan oleh penduduk transmigran dan penduduk lokal yaitu upaya yang dilakukan penduduk transmigran ialah yang pertama memanfaatkan relasi dan kenalan dan yang kedua membuka usaha sampingan dengan modal kepercayaan. Sedangkan upaya yang dilakukan oleh penduduk lokal ialah yang pertama berhutang saat mendesak kepada kerabat dan tetangga dan yang kedua memanfaatkan bantuan sosial dari pemerintah di Desa Sri Gunung. Selain itu strategi ekonomi yang dilakukan oleh penduduk transmigran ini berbeda dengan strategi ekonomi penduduk lokal yang mana penduduk transmigran lebih memaksimalkan potensi pekerjaan yang ada mereka menerapkan sistem pekerjaannya secara acak-berserakan, seperti mereka memanfaatkan dengan kondisi zaman sekarang yang serba bisa online. Berbeda dengan penduduk lokal mereka lebih tertutup dengan dunia luar sehingga mereka menerapkan strategi ekonomi tunggal yaitu sebagai petani karet.