Kasus yang telah peneliti temukan melalui data dari Badan Pusat Statistik DKI Jakarta, bahwa jumlah pengangguran di wilayah Jakarta Barat tahun 2022 yang sebelumnya sebanyak 117.680 sekaligus menjadi wilayah dengan pengangguran terbanyak di DKI Jakarta menurun menjadi 94.205 orang. Didominasi pada tingkat pendidikan terakhir SMA, dengan usia 20-24 tahun. Pengurangan jumlah pengangguran ini akibat kontribusi besar sektor informal yang menyerap tenaga kerja dan dijadikan salah satu jalan mendapatkan pekerjaan. Sulitnya mendapatkan kesempatan kerja bagi mereka yang mempunyai pendidikan rendah, pengalaman dan keterampilan terbatas seperti masyarakat Kedoya Selatan, menjadikan berdagang sebagai jalan keluar untuk memenuhi kebutuhan dasar. Berangkat dari latar belakang di atas penulis mendalami permasalahan untuk mengetahui upaya pedagang kaki lima makanan di Jalan Kedoya Raya untuk kesejahteraan keluarga. Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan dengan metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif, di mana penulis melakukan wawancara terhadap beberapa informan untuk menggali informasi yang dibutuhkan untuk penelitian. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, penulis melakukan tiga tahap pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis data dari Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa bentuk upaya yang dilakukan pedagang kaki lima makanan di Jalan Kedoya Raya untuk kesejahteraan keluarga adalah melalui strategi pengolahan produk makanan, seperti pemilihan bahan baku, proses memasak dan ciri khas produk. Juga melalui strategi berdagang, seperti strategi produk, harga, lokasi dan promosi. Melalui penerapan strategi tersebut menjadikan kondisi perekonomian keluarga pedagang meningkat, dengan meningkatnya ekonomi keluarga mengharuskan pengelolaan keuangan keluarga sehingga tercipta kesejahteraan keluarga karena dapat memenuhi kebutuhan dasar keluarga. Dikatakan keluarga pedagang sejahtera karena pengeluaran yang dimiliki melebihi standar GK (Garis Kemiskinan) menurut BPS (Badan Pusat Statistik) DKI Jakarta tahun 2022.
Implikasi teori tindakan sosial Max Weber dalam upaya pedagang kaki lima makanan untuk kesejahteraan keluarga melalui empat tipe tindakan yang telah diklasifikasikan Weber, antara lain: a) tindakan rasionalitas instrumental, seperti tindakan pedagang menerapkan strategi pengolahan produk, strategi berdagang dan strategi pengelolaan keuangan keluarga. b) tindakan rasional nilai, anggota keluarga pedagang menjalankan perannya masing-masing. c) tindakan tradisional, tindakan menjalankan strategi yang dilakukan setiap hari secara berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan dan melanjutkan usaha warisan dari orang tua. d) tindakan afektif, perasaan bahagia keluarga pedagang karena kesejahteraan keluarga.