JKT 48 adalah Salah satu grup idol yang cukup populer di Indonesia. JKT 48 memiliki fans yang loyal dan setia kepada JKT 48. Fans JKT 48 tidak akan ragu untuk menyisihkan waktu dan uang mereka demi untuk mendukung idolanya. Inilah yang bisa dikategorikan sebagai perilaku konsumtif karena mereka mengkonsumsi sesuatu bukan karena kebutuhan melainkan keinginan. Nekat 48 Semarang adalah salah satu fanbase JKT 48 yang berasal dari Semarang. Sama seperti fans JKT 48 kebanyakan, fans JKT 48 yang tergabung dalam komunitas nekat 48 Semarang juga melakukan perilaku konsumtif dengan membeli berbagai produk dari JKT 48. Berdasar hal diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui penyebab fans JKT 48 di dalam komunitas nekat 48 Semarang melakukan perilaku konsumtif dan bentuk perilaku konsumtif yang dilakukan oleh fans JKT 48 komunitas nekat 48 Semarang.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan naratif deskriptif yang dimana dalam pendekatan ini sesuatu hal akan digambarkan dan diuraikan apa adanya. Dalam menyajikan informasi dapat berupa naskah atau gambar sehingga dapat memasukkan kutipan panjang, pendek dan bervariasi. Pengumpulan data menggunakan observasi partisipatif, wawancara, dokumentasi dan kajian pustaka. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis data induktif yang dilakukan dengan reduksi data, keabsahan data, dan pengambilan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat beberapa faktor yang menyebabkan fans JKT 48 dalam komunitas nekat 48 Semarang melakukan perilaku konsumtif seperti idola, media sosial, pengalaman, pengakuan, escape dan relaxation, serta prestige. Jika dianalisis menggunakan teori konsumerisme Jean Baudrillard dapat dilihat bahwa faktor-faktor diatas muncul karena mereka mengalami hiperrealitas yang muncul akibat simulasi yang dilakukan oleh JKT 48 melalui media sosial dan event-eventnya. Dalam penelitian ini juga ditemukan berbagai bentuk perilaku konsumtif yang dilakukan fans JKT 48 dalam komunitas nekat 48 Semarang seperti membeli dan mengoleksi merchandise, mengikuti berbagai event dari JKT 48 baik itu online maupun offline, membeli produk yang dipakai atau dipromosikan anggota JKT 48 serta membayar iuran fanbase. Jika dilihat menggunakan teori konsumerisme Jean Baudrillard dapat dilihat bahwa bentuk-bentuk perilaku konsumtif JKT 48 diatas termasuk kedalam konsumsi simbolik.