Representasi konseling krisis untuk menangani dampak kekerasan seksual pada anak dalam film hope

Riyanti, Riyanti (2023) Representasi konseling krisis untuk menangani dampak kekerasan seksual pada anak dalam film hope. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of Skripsi_1901016034_Riyanti_Lengkap] Text (Skripsi_1901016034_Riyanti_Lengkap)
Skripsi_1901016034_Riyanti_Lengkap.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (1MB)

Abstract

Kekerasan seksual (sexual violence) merupakan seluruh perlakuan seksual yang dapat merendahkan martabat dan dapat menimbulkan trauma yang berkepanjangan. Bentuk perlakuan tersebut dapat meliputi pemerkosaan, pencabulan, digerayangi, dicabuli, dan lainnya. Kekerasan seksual dapat terjadi pada siapa pun dan di usia berapa pun bahkan kepada anak-anak yang tidak mengerti apa-apa. Penanganan terhadap korban kekerasan seksual sangatlah penting, selain daripada penanganan fisik, penanganan psikologis juga berperan sebagai pertolongan pertama yaitu untuk pencegahan terhadap hal-hal buruk yang mungkin saja terjadi, serta penting juga untuk penyembuhan trauma yang dialami korban. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak psikologis yang dialami korban kekerasan seksual pada anak serta proses konseling krisis sebagai upaya penanganannya yang direpresentasikan melalui film Hope.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan naratif serta menggunakan analisis semiotika "The Codes of Television" oleh John Fiske. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan dokumentasi dengan metode simak catat, dimana terdapat tiga level dalam teori tersebut yaitu: 1). Level realitas, 2). Level representasi, 3). Level ideologi. Objek dalam penelitian ini adalah film "Hope".
Hasil penelitian ini adalah pertama dampak psikologis yang dialami oleh korban kekerasan seksual pada anak meliputi tiga hal: 1). Korban mengalami gangguan emosi yang tidak stabil yaitu cemas, takut, sedih, marah, dan malu. 2). Kondisi kognisi atau pola pikir yang terganggu yaitu menyalahkan diri sendiri, dalam pikirannya korban melihat ayahnya sebagai pelaku, berpikir dirinya tidak layak mendapatkan cinta dan kasih sayang orangtuanya, berpikir kejadian itu hanya mimpi, dan berpikir untuk mati. 3). Perilakunya yang berubah dari kondisi normal seperti tiba-tiba menangis dan menjerit, tidak berbicara sama sekali (silent), tidak percaya diri, dan takut dengan laki-laki. Kedua, Penanganan dampak kekerasan seksual pada anak dalam film "Hope" merepresentasikan adanya konseling krisis, dapat dilihat dari penerapan play therapy serta delapan tahapan konseling krisis sebagai berikut: 1). Intervensi langsung. 2). Mengambil tindakan. 3). Mencegah suatu kehancuran. 4). Membangun harapan dan menata masa depan. 5). Memberi dukungan. 6) Pemecahan masalah. 7). Membangun harga diri. 8). Menanamkan rasa percaya diri. Melalui delapan tahapan tersebut konseli dapat mengatasi dampak psikologisnya yaitu gangguan emosi, kognisi, serta perilakunya. Dapat dilihat dari kondisi konseli yang kembali ceria dan banyak tersenyum, senang menyambut kehadiran adiknya, serta menjadi lebih dekat dengan ayahnya.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Kekerasan seksual; Dampak psikologis; Konseling krisis, Anak
Subjects: 300 Social sciences > 360 Social services; association > 362 Social welfare problems and services
Divisions: Fakultas Dakwah dan Komunikasi > 70232 - Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI)
Depositing User: Fahrurozi Fahrurozi
Date Deposited: 27 Nov 2023 08:49
Last Modified: 27 Nov 2023 08:49
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/22281

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics