Redesain ilmu-ilmu keislaman masa depan berbasis ratio legis al-Quran : Pidato pengukuhan guru besar ilmu filsafat Islam UIN Walisongo

Supena, Ilyas (2022) Redesain ilmu-ilmu keislaman masa depan berbasis ratio legis al-Quran : Pidato pengukuhan guru besar ilmu filsafat Islam UIN Walisongo. UIN Walisongo Semarang, Semarang. (Submitted)

[thumbnail of Redesain ilmu-ilmu keislaman masa depan berbasis ratio legis al-Quran_Pidato Pengukuhan Prof Ilyas.pdf] Text
Redesain ilmu-ilmu keislaman masa depan berbasis ratio legis al-Quran_Pidato Pengukuhan Prof Ilyas.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (880kB)

Abstract

Mengawali logika dialektika Hegel tersebut, saya akan mengangkat sebuah isu yang masih relevan hingga saat ini yaitu disintegrasi antara ilmu-ilmu keagamaan dan ilmu-ilmu umum (sains modern). Disintegrasi ini menurut hemat saya karena perseteruan yang tidak kunjung selesai dalam mencari titik temu antara nalar dan wahyu. Problem relasi nalar dan wahyu ini selalu menjadi polemik hingga saat ini yang mengakibatkan munculnya perbedaan umat Islam dalam merespons fenomena sosial, seperti contoh sederhana dalam menyikapi protokol COVID-19, vaksin dan lain-lain.
Pada kesempatan ini, saya ingin fokus pada kritik terhadap konstruksi ilmu-ilmu keislaman tradisional. Pertama-tama perlu saya garis bawahi bahwa Islam secara epistemologi mengakui peran rasio, indra, ilham dan wahyu sebagai sumber pengetahuan, namun secara historis-empiris hubungan sumber-sumber pengetahuan itu dalam sejarah pemikiran Islam tidak berjalan harmonis. Sebagai contoh, hukum lebih mengutamakan aspek formal-eksoterik- tekstual-harfiyyah, sehingga aspek rasio dan intuisi tersingkirkan. Tasawuf lebih mengutamakan aspek esoterik-intuitif-bâthiniyyah, sehingga aspek rasio dan indera dimarginalkan. Sementara itu, teologi lebih mengutamakan penalaran rasional, sehingga aspek intuisi dan bahkan wahyu itu sendiri dipertentangkan dengan rasio. Ketidakharmonisan ini semakin diperparah dengan munculnya dikotomi ilmu-ilmu rasional (al-‘ulûm al-‘aqliyyah) dan ilmu-ilmu agama (al-‘ulûm al-dîniyyah) dalam sejarah pemikiran Islam. Fazlur Rahman dalam buku Islam and Modernity: Transformation of an Intellectual Tradition menyebutnya sebagai kesenjangan antara Islam normatif (normative Islam) dan Islam historis (historical Islam).

Item Type: Other
Uncontrolled Keywords: Reesain Ilmu Keislaman; Filsafat Ilmu
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.01 Philosophy and Theory of Islam
200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.2 Islam Doctrinal Theology, Aqaid and Kalam > 297.23 Eschatology in Islam
Divisions: Pidato Pengukuhan Guru Besar
Depositing User: Umar Falahul Alam
Date Deposited: 17 Jan 2024 06:08
Last Modified: 17 Jan 2024 06:08
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/22404

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics