Analisis konsep toleransi arah kiblat Thomas Djamaluddin perspektif fiqih dan astronomi

Alfaqih, Malik (2021) Analisis konsep toleransi arah kiblat Thomas Djamaluddin perspektif fiqih dan astronomi. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of Skripsi_1702046091_Malik_Alfaqih] Text (Skripsi_1702046091_Malik_Alfaqih)
Skripsi_1702046091_Malik_Alfaqih.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (2MB)

Abstract

Metode penentuan arah kiblat dewasa ini semakin berkembang dan hasilnya pun semakin mendekati akurat. Namun dalam pelaksanaanya menghadap ke arah kiblat dengan sangat tepat sesaui dengan hasil perhitungan akan sangat sulit dilakukan. Hal ini terjadi karena beberapa faktor seperti jarak tempat seseorang ketika salat terlalu jauh dengan Ka’bah atau sulitnya memposisikan tubuh sesuai dengan arah yang telah ditentukan ketika melaksakan salat dikarenakan posisi tubuh yang bergerak. Berdasarkan hal tersebut Thomas Djamaludddin berpendapat bahwa kemelencengan yang masih wajar untuk ditoleransi dalam menghadap ke arah kiblat adalah sebesar 2 derajat. Hal ini bertujuan untuk memudahkan umat ketika melaksanakan ibadah salat.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengangkat dua rumusan masalah: Bagaimana konsep toleransi arah kiblat Thomas Djamaluddin?, Bagaimana tinjauan konsep toleransi arah kiblat Thomas Djamaluddin dalam pespektif fiqih dan astronomi?
Penelitian ini termasuk dalam jenis library research, dengan menggunakan sumber data primer berupa tulisan beliau Tidak Ada Perubahan Arah Kiblat dan wawancara via WhatsApp dengan Thomas Djamaluddin. Serta buku-buku yang berhubungan dengan hal tersebut sebagai data sekunder.
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: Ditinjau dari ilmu fiqih, Menghadap kiblat bagi orang melihat Ka’bah wajib dengan tepat menghadapnya, namun untuk orang yang jauh dari Ka’bah sebagian besar ulama memberi kelonggaran dalam melaksanakannya. Hal ini terjadi karena dalam menghadap kiblat terdapat aspek kesulitan jika harus benar-benar mengarah ke bangunan Ka’bah. Hal ini sesuai dengan kaidah ushul fiqih المشقة تجلب التيسير , Thomas djamaluddin dalam hal ini juga mempertimbangkan akan terjadi kesulitan jika harus benar-benar mengarah ke bangunan Ka’bah, sehingga arah kiblatnya cenderung jihah al-kiblat.
Sedangkan ditinjau dari segi astronomi, toleransi 2 derajat yang dikemukakan oleh Thomas Djamaluddin jika berpatokan dengan wilayah kota Makkah memiliki variasi keakuratan yang berbeda-beda tergantung daerahnya. Batas-batas wilayah kota Makkah dari utara sejauh 5,6 km, dari arah timur sejauh 20,7 km, dari arah selatan berjarak 11,8 km, dan dari arah barat dengan jarak 20,9 km dari Ka’bah. Kota Semarang yang memiliki jarak 8311 km dari Ka’bah jika berdasarkan batas tersebut tentunya besaran 2 derajat akan sangat melenceng jauh dari Ka’bah sebesar 184,14 km.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Arah kiblat; Toleransi arah kiblat; Thomas Djamaluddin; Fikih; Astronomi
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.2 Islam Doctrinal Theology, Aqaid and Kalam > 297.26 Islam and secular disciplines > 297.265 Islam and natural science (Incl. Islamic Astronomy/Ilmu Falak)
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > 50202 - Ilmu Falak
Depositing User: Miswan Miswan
Date Deposited: 06 Mar 2024 03:48
Last Modified: 06 Mar 2024 03:48
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/22546

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics