Child abuse kerap kali terjadi, terutama di kota-kota besar, salah satunya adalah Kota Semarang. Jumlah anak korban kekerasan bakan mengalami peningkatan hampir di setiap harinya. Hal ini menandakan bahwa child abuse semakin marak terjadi. Sehingga diperlukan langkah dan upaya untuk membantu anak yang mengalami kekerasan. Sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini pertama adalah bagaimanakah bentuk child abuse di Pusat Pelayanan Terpadu Seruni Kota Semarang dan yang kedua yaitu bagaimanakah konseling individu dalam menangani korban child abuse di Pusat Pelayanan Terpadu Seruni Kota Semarang. Tujuan penelitian adalah agar dapat mengetahui bentuk child abuse di Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Seruni Kota Semarang serta untuk mengetahui implementasi konseling individu dalam menangani korban child abuse di Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Seruni Kota Semarang. Penelitian ini mennggunakan metode kualitatif deskriptf dan jenis pendekatan studi kasus. Sumber data penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data pirmer adalah konselor di PPT Seruni, orang tua korban, ibu shalter dan korban child abuse. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, observasi dan dokumentasi. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi yang terbagi menjadi dua yaitu triangulasi data dan triangulasi teknis. Sedangkan teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 1) bentuk-bentuk child abuse dari 14 korban kekerasan diantaranya 5 mengalami kekerasan seksual berupa pelecehan seksual maupun pelecahan secara seksual. Kekerasan psikis ada 4 berupa perkataan-perkataan yang mempengaruhi pikiran anak. Kekerasan dalam bentuk sosial atau penelantaran ada 2, dan kekerasan fisik ada 3 berupa penyiksaan secara fisik seperti dipukul, dicekik, dibanting maupun disuruh lari keliling komplek rumah hingga anak merasa kelelahan. Sedangkan dampak child abuse yang terjadi pada 14 anak korban child abuse dikelompokkan menjadi tiga, yaitu sedang, serius dan fatal. Dampak sedang dialami oleh 9 anak, serius dialami oleh 3 anak dan fatal dialami 2 anak. 2) Ditemukan hasil bahwa ada 5 tahapan dalam pelaksanaan konseling individu, yang dilakukan oleh konselor di Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Seruni Kota Semarang, yaitu mengembangkan hubungan dengan klien, menganalisis masalah, menjelaskan masalah, mengembangkan perilaku positif dan melakukan perubahan serta evaluasi dan follow up untuk memuihkan kondisi konseli melalui pemantauan secara langsung maupun tidak terhadap konseli.