Penelitian ini dilatar belakangi ketika melihat kondisi pendidikan di Indonesia yang mengkhawatirkan baik dari segi keahlian maupun segi moral. Berbagai permasalahan menghiasi dunia pendidikan saat ini salah satunya yakni sikap guru yang bertindak otoriter bahkan hingga melakukan tindakan amoral. Padahal guru sebagai pendidik diharuskan memenuhi empat standar kompetensi dan salah satunya ialah kompetensi kepribadian yang telah diatur dalam Undang-Undang No. 14 tahun 2005. Karena muncul permasalahan seperti itu, tidak heran jika melihat output pendidikan saat ini mengalami dekadensi moral juga kemampuan. Maka dari itu, pendidikan Islam sebagai salah satu sistem pendidikan yang dipakai di Indonesia harus turut andil dalam mengatasi permasalahan tersebut. Dan konsep trilogi kepemimpinan yang digagas Ki Hadjar Dewantara sebagai filosofi pendidikan awal di Indonesia dapat dijadikan alternatif untuk menjawab permasalahan tersebut begitu pula dengan pendidikan Islam.
Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab rumusan masalah yaitu bagaimana konsep trilogi kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara dalam perspektif pendidikan Islam. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari karya tokoh yang diteliti, sementara data sekunder diperoleh melalui referensi lain yang mendukung.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian kepustakaan (library research) dengan pendekatan kualitatif karena data yang dikumpulkan berupa kata-kata. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dan di analasis dengan teknik content analysis melalui empat langkah: pengumpulan data, reduksi data, analisis, dan melakukan inferensi.
Dari hasil penelitian diperoleh titik temu antara konsep trilogi kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara dalam perspektif pendidikan Islam. Trilogi kepemimpinan merupakan refleksi nilai-nilai yang ingin dicapai dalam pendidikan Islam baik dalam tujuan akhir, tujuan umum hingga tujuan khusus. Konsep ing ngarso sung tulodo dalam Islam dipandang sebagai ajaran kepemimpinan yang menitikberatkan pada akhlak mulia yang diperoleh melalui uswah hasanah. Ing madyo mangun karso ditinjau dari pandangan Islam merujuk pada kemauan inisiatif yang dibangun dengan memerhatikan konsep fitrah yang melekat pada manusia. Adapun ajaran pada konsep ini disampaikan dengan cara yang lembut dan penuh kasih sayang. Tut wuri handayani dilihat dari pendidikan Islam merupakan konsep kepemimpinan yang mendasarkan pada kemerdekaan dan kemanusiaan dengan batasan-batasan tertentu. Ketiga konsepsi tersebut merupakan refleksi tujuan pendidikan Islam dalam mewujudkan manusia sebagai insan kâmil.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kemanfaatan dan menambah khazanah ilmu pendidikan Islam, khususnya di lingkungan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Uin Walisongo Semarang dan menjadi trobosan ilmiah yang konstruktif terutama bagi segenap praktisi pendidikan Islam.