Ajaran tasawuf dalam naskah Sirr al-Lathīf

Al-Kumayi, Sulaiman (2014) Ajaran tasawuf dalam naskah Sirr al-Lathīf. Analisa, 21 (1). pp. 77-90. ISSN 1410-4350

[thumbnail of Sulaiman-Ajaran_Tasawuf_dalam_naskah_sirr.pdf]
Preview
Text
Sulaiman-Ajaran_Tasawuf_dalam_naskah_sirr.pdf - Published Version

Download (447kB) | Preview

Abstract

The manuscript of Sirr al-Lathīf was Sufism text at early XX century, that proven the existence and dynamic of Sufism thought at Kalimantan, and Nusantara in general. The analysis the content of the text, this use Gadamer’s semiphilological hermeneutics analysis. The result of the research are: firstly, the way verses of the Fatiha are believed in the text to be located in the body organs in human being, has been part of human being, explains that the text is not an interpretation but mystical the Fatiha. Secondly, the elaboration of the prayer (sembahyang) in the Sirr al-Lathīf is unique and could not be found in fiqh schools. He tried to relate the sembahyang as an union of God and slave. And thirdly, elaboration of insān kāmil (the perfect man) as representation of the perfect man, not different from concepts of mainstream sufi .The script tend to use symbolization to overcome the limitations of verbal words to reveal a very intimate relationship.

ABSTRAK:
Naskah Sirr al-Lathīf adalah naskah tasawuf pada awal abad XX yang menjadi bukti eksistensi dan dinamika pemikiran tasawuf di Kalimantan, dan Nusantara pada umumnya. Untuk mengkaji kandungan naskah digunakan teknik semi fi lologis dengan analisis hermeneutika Gadamer. Adapun hasil penelitian ini adalah: pertama, ayat-ayat surat al-Fatihah dipercayai terletak pada organ-organ tubuh manusia, yang mengisyaratkan bahwa ia sudah built in dalam diri manusia. Dengan demikian, penjelasan ini bukanlah sebuah tafsir, melainkan mistisisasi surat al-Fatihah. Kedua, penjelasan sembahyang (salat) dalam naskah Sirr al-Lathīf mempunyai kekhasan yang tidak ditemukan dalam penjelasan fikih. Ia mencoba menghubungkan sembahyang sebagai penyatuan antara Tuhan dan hamba. Dan ketiga, penjelasan insān kāmil sebagai representasi dari manusia yang sempurna, tidak jauh berbeda dengan konsep-konsep dari para sufi mainstream. Namun, naskah ini lebih banyak menggunakan simbolisasi untuk menggambarkan keterbatasan kata-kata verbal untuk mengungkapkan hubungan yang sangat intim tersebut.

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: Ajaran Tasawuf; Sufisme; Insan Kamil
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.4 Sufism
Divisions: Artikel Jurnal (Journal Articles)
Depositing User: Miswan Miswan
Date Deposited: 26 Jun 2014 03:11
Last Modified: 26 Jun 2014 03:11
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/2325

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics