Penyebaran Islam yang begitu pesat menarik untuk dikaji. Banyak catatan sejarah menyebutkan bahwa salah satu kunci keberhasilan umat Muslim dalam menyebarkan agama Islam diperoleh melalui jalan perang. Kemenangan umat Islam di medan perang kemudian mendukung penyebaran Islam di segala sektor kehidupan manusia.
Namun, keberhasilan ini sering dipandang negatif oleh sebagian kaum orientalis. Konteks sosial yang melatarbelakangi terjadinya perang seringkali dikaburkan dari pembahasan. Akibatnya, penyebaran dakwah Islam selalu diidentikkan dengan perang. Padahal, kesuksesan dakwah Islam justru terletak pada strategi dakwah yang diterapkan pemimpin perang.
Kingdom of Heaven merupakan salah satu film sejarah yang berusaha menggambarkan kondisi perang salib. Film ini diproduksi oleh William Monahan (penulis sekenario) dan Ridley Scott (sutradara). Film Kingdom of Heaven berisi gambaran perlakuan kejam pihak Kristen terhadap umat Islam yang telah memicu kembali terjadinya perang salib. Shalahuddin al-Ayyubi sebagai pemimpin perang dari pihak Muslim berusaha menerapkan strategi dakwah pada situasi tersebut hingga ia berhasil mengamankan wilayaah dakwah serta merebut kembali Jerusalem dari pihak Kristen.
Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah apa strategi dakwah Shalahuddin al-Ayyubi dalam film Kingdom of Heaven dan bagaimana penerapan strategi dakwah Shalahuddin al-Ayyubi dalam film Kingdom of Heaven. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Permaslahan ini akan diselesaikan dengan menggunakan pendekatan semiotika Roland Barthes berupa signifikansi dua tahap yaitu denotatif dan konotatif. Data penelitian ini berupa scene-scene yang menggambarkan strategi dakwah Shalahuddin al-Ayyubi.
Hasil dari penelitian ini adalah Shalahuddin al-Ayyubi menerapkan strategi dakwahnya dalam tiga situasi, yaitu sebelum berperang, saat berperang dan sesudah berperang. Adapun temuan strategi dakwah yang diterapkan Shalahuddin berupa membangun strategi perang yang baik, membuat aturan perang, membuat kejutan perang, menawarkan perjanjian damai, serta memperlakukan dengan baik tawanan perang. Sedangkan penerapan strategi dakwah Shalahuddin berupa penarikan mundur pasukan saat untuk menghindari banyaknya korban jiwa, menyerang dengan bola api untuk menghabiskan persediaan air lawan sehingga lawan menyerah dengan cepat, menginformasikan berita perang kepada musuh, membuat kesepakatan perjanjian damai, mengobati tawanan yang terluka, tidak merusak atau menghancurkan symbol-simbol kepercayaan agama musuh, serta memberikan perlindungan dan jaminan keselamatan bagi tawananperang.