Hedonisme telah banyak diterapkan dalam pola hidup manusia secara umum. Pola hidup yang mendorong manusia untuk menetapkan standar hidup yang tinggi atau mewah, sehingga seseorang yang hedonis cenderung, berlebihan, bermegah-megahan atau membanggakan atas harta, jabatan dan status sosial. Dalam al-Qur‟an, pola hidup ini digambarkan dalam surah at-Taka>tsur dan ayat-ayat lain yang secara langsung mengecam atau melarang pola hidup hedonisme. Namun, dari berbagai kajian atau penafsiran surah at-Taka>tsur masih kurang secara jelas menampakan maksud atau tujuan dibalik kritik perilaku hedonisme dalam surah at-Taka>tsur. Karena itu, tafsi>r maqa>shidi> Abdul Mustaqim dalam penelitian ini di nilai relevan untuk melihat surah at-Taka>tsur dengan pemahaman yang berbeda, sehingga dapat memberikan pemahaman kepada manusia secara mendalam dan luas.
Fenomena diataslah yang mendasari penulis melakukan penelitian ini, yakni untuk mengetahui bagaimana korelasi hedonisme dengan lafal at-Taka>tsur dalam surah at-Taka>tsur serta bagaimana kontekstualisasi surah at-Taka>tsur perspektif tafsi>r maqa>shidi> Abdul Mustaqim. Dengan begitu, dapat diketahui keterkaitan hedonisme dengan lafal at-Takatsur serta ditemukan tafsi>r maqa>shidi dari surah at-Taka>tsur. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian yakni menemukan dan mengungkap tujuan atau maksud dibalik kritik perilaku hedonisme dalam surah at-Taka>tsur.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis kepustakaan (Library Reseach). Sumber data primer merujuk pada penafsiran surah at-Taka>tsur dalam kitab tafsir era klasik- kontemporer. Sedangkan sumber data sekunder yang penulis gunakan meliputi karya-karya Abdul Mustaqim dan sumber lain yang relevan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi. Sedangkan teknik analisa data menggunakan metode aplikatif-analitik dengan pendekatan tafsi>r maqa>shidi Abdul Mustaqim.
Hasil penelitian yang penulis temukan ialah pertama, korelasi antara hedonisme dengan lafal at-Taka>tsur dalam surah at-Taka>tsur yakni adanya suatu peringatan atau kritik terhadap sikap hidup manusia yang mementingkan kesenangan dan kenikmatan duniawi, dan lupa akan tujuan yang utama dalam kehidupan serta akibat yang akan diperoleh di akhirat. Kedua, tafsi>r maqa>shidi dari surah at-Taka>tsur ayat 1-8 memuat nilai-nilai fundamental yang meliputi nilai kemanusiaan, keadilan dan tanggung jawab. Selain itu, terdapat juga aspek-aspek maqashid meliputi h}ifz} al-di>n (menjaga agama), h}ifz} al-nafs (menjaga dan mengembangkan diri), h}ifz} ‘aql ( menjaga dan mengembangkan pikiran), h}ifz} al-ma>l (pengelolaan harta), dan h}ifz} al- bi>’ah (melestarikan lingkungan). Kemudian cara yang dipakai untuk menjaga aspek maqashid dilakukan dengan dua dimensi yakni protektif (min haits al-a>dam) dan produktif (min haits al-wuju>d).