Pendidikan karakter berbasis kearifan lokal: telaah pemikiran KH. Abdurrahman Wahid

Al-Nashr, M. Sofyan (2010) Pendidikan karakter berbasis kearifan lokal: telaah pemikiran KH. Abdurrahman Wahid. Undergraduate (S1) thesis, IAIN Walisongo.

[thumbnail of 3105243_Coverdll.pdf]
Preview
Text
3105243_Coverdll.pdf - Accepted Version

Download (621kB) | Preview
[thumbnail of 3105243_Bab1.pdf]
Preview
Text
3105243_Bab1.pdf - Accepted Version

Download (80kB) | Preview
[thumbnail of 3105243_Bab2.pdf]
Preview
Text
3105243_Bab2.pdf - Accepted Version

Download (228kB) | Preview
[thumbnail of 3105243_Bab3.pdf]
Preview
Text
3105243_Bab3.pdf - Accepted Version

Download (119kB) | Preview
[thumbnail of 3105243_Bab4.pdf]
Preview
Text
3105243_Bab4.pdf - Accepted Version

Download (85kB) | Preview
[thumbnail of 3105243_Bab5.pdf]
Preview
Text
3105243_Bab5.pdf - Accepted Version

Download (17kB) | Preview
[thumbnail of 3105243_Bibliografi.pdf]
Preview
Text
3105243_Bibliografi.pdf - Bibliography

Download (22kB) | Preview

Abstract

Permasalahan yang dibahas pada penelitian ini adalah bagaimana konsep Abdurrahman Wahid mengenai Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal serta iplementsinya dalam pendidikan nasional.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pandangan Gus Dur mengenai karakter manusia Indonesia, peran pendidikan dalam membentuk karakter manusia Indonesia dan urgensi pendidikan karakter dalam upaya perbaikan moral bangsa menghadapi era globalisasi.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode library research. Pengumpulan datanya dengan menggunakan metode dokumenter, yaitu dengan mengumpulkan data-data berupa tulisan-tulisan yang mendukung penelitian ini.

Hasil penelitian menunjukkan:
1. Bahwa Islam sangat mendukung pendidikan karakter bangsa. Ia bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi berjalannya pembangunan bangsa yang berideologi Pancasila melalui pendidikan, bukannya berperan sebagai ideologi tandingan yang bersifat disintegratif. Pendidikan yang selama ini mengedepankan ranah kognisi (pengetahuan) belaka harus diubah dengan menyeimbangkan pengetahuan dengan sikap dan keterampilan. Hal ini bertujun agar pendidikan mampu melahirkan generasi yang cerdas dan bermoral. Untuk itu, KH Abdurrahman Wahid –atau lebih dikenal dengan sapaan Gus Dur- memiliki konsep tentang pendidikan karakter dengan mengedepankan moralitas dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan karakter yang dimaksud adalah pendidikan karakter yang berbasis pada kearifan lokal. Kearifan lokal tersebut merupakan nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi dan juga ajaran agama Islam. Dalam bahasa Gus Dur, kearifan lokal itu disebut dengan Pribumisasi Islam di mana ajaran agama Islam dan tradisi lokal dijadikan landasan moral dalam kehidupan nyata kehidupan masyarakat. Karena penanaman nilai-nilai moral dapat dilakukan melalui pendidikan, maka kearifan lokal (tradisi dan ajaran agama Islam) harus dijadikan ruh dalam proses pendidikan tersebut. Adat kebiasaan dalam suatu tatanan masyarakat menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Norma adat yang yang berlaku menjadi landasan moral dalam berperilaku. Mereka yang melanggarnya akan dikenai sanksi yang biasanya lebih bersifat moral. Sedangkan ajaran agama menjadi pedoman hidup agar sesuai dengan tuntunan Allah SWT. Kearifan lokal yang terbentuk dari tradisi lokal dan lokalitas ajaran agama mampu memberikan pelajaran hidup yang berguna bagi proses perkembangan kedewasaan seseorang, tentu saja melalui proses pendidikan.
2. Pesantren menjadi representasi pendidikan karakter yang berbasis pada kearifan lokal. Pesantren mengajarkan santrinya benar-benar menghormati tradisi yang telah berkembang di masyarakat dengan landasan ajaran agama Islam. Pendidikan pesantren yang menilai keberhasilan lulusannya dari penerapan ilmu agama dalam masyarakat merupakan bentuk pendidikan karakter yang belum ditemukan dalam pendidikan nasional. Membangun karakter dari pintu pendidikan harus dilakukan secara komprehensif-integral, tidak hanya melalui pendidikan formal, namun juga melalui pendidikan informal dan non formal. Selama ini, ada kecenderungan pendidikan formal, informal dan non formal, berjalan terpisah satu dengan yang lainnya. Akibatnya, pendidikan karakter seolah menjadi tanggung jawab secara parsial. Implementasi dari pendidikan karakter dalam lingkup pendidikan formal bukanlah menyajikannya dalam satu bentuk mata pelajaran atau diserahkan pada pelajaran agama dan pendidikan kewarganegaraan saja. pendidikan karakter harus diintegrasikan dalam setiap mata pelajaran yang disampaikan dan diterapkan dalam aturan dan budaya sekolah. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan dan dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik di masyarakat.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Additional Information: Pembimbing: Syamsul Ma’arif, M.Ag.; Abdul Kholiq, M.Ag.
Uncontrolled Keywords: Kearifan Lokal; Pendidikan Karakter
Subjects: 100 Philosophy and psychology > 150 Psychology > 155 Differential and developmental psychology
300 Social sciences > 370 Education
Divisions: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan > 86208 - Pendidikan Agama Islam
Depositing User: Nur yadi
Date Deposited: 31 Dec 2014 09:36
Last Modified: 31 Dec 2014 09:36
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/3203

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics