Dakwah Molimo sebagai salah satu sarana penerapan yang mengkaji ilmu keagamaan dan juga sebagai dakwah islamiyah sangat berperan penting dalam merekontruksi dan menanamkan pribadi manusia kepada pribadi manusia yang dicita-citakan, sehingga dengan latar belakang watak, sikap, perilaku, kepribadian dan pola pikir jamaah yang mengikuti molimo ini diharapkan mampu mengarahkan kondisi internalnya dalam upaya lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta, karena dengan berdzikir seseorang akan mantap dalam menjalani kehidupan ini.
Tujuan penelitian ini adalah: mengetahui implementasi ‘Molimo’ (Maulid, Manaqib, Mujahadah, Mauidzoh, dan Mahabbah) dalam dakwah di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang).
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif lapangan. Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi, metode wawancara, dan metode dokumentasi. Jenis metode analisis data adalah analisis kualitatif dekriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kegiatan dakwah MOLIMO diadakan setiap Jumat Pon malam Sabtu Wage. Materi dakwah berisikan rangkaian dzikir kepada Allah yang terdiri dari Mujahadah, pembacaan Manaqib Syech Abdul Qodir al-Jilaniy, pembacaan Maulid Simtudduoror, penyampaian Mauidhoh Hasanah, dan Mahabbah. Kegiatan dakwah Molimo ini dipimpin oleh Pembina Pondok Pesantren Rouhotun Ni’mah, yaitu KH. Drs. Mohammad Ali Shodiqin. Objek dakwah atau sasaran dakwahnya diperuntukkan untuk umum, berbagai kalangan dan golongan. Metode dakwah yang dipakai adalah dakwah bil-lisan, dan utamanya adalah metode ceramah. Tujuan dakwah Molimo yaitu menumbuhkan pengertian para jama’ah yang utuh, untuk menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam secara kaffah, baik dalam akidah maupun muamalah. Latar belakang pendidikan, sosial ekonomi jamaah yang beraneka ragam daerah asal jamaah, dan mayoritas jamaah usia remaja dan orangtua, dan bentuk molimo yang tidak monoton. Faktor penghambat antara lain; keragaman kemampuan nalar dan sosial ekonomi jamaah, persepsi jamaah yang baru belum seragam.
Dalam metode dakwahnya KH. Drs. Mohammad Ali Shodiqin yang di utamakan yaitu pada bil-lisan yaitu ucapannya harus baik, sesuai dengan perbuatannya yaitu bil-hal, di dukung dengan hatinya yang membenarkan ucapannya dan perbuatannya. Dalam landasan teori disebut bil-hikmah. Ketiga metode dakwah ini yaitu bil-lisan, bil-hal dan bil-hikmah harus berkesinambungan satu sama lain. Dan setelah melalui penelitian dan analisis, pelaksanaan dakwah Molimo ini ada beberapa prinsip yang di terapkan oleh KH. Drs. Mohammad Ali Shodiqin yakni Prinsip Konsolidasis, Prinsip Tajdid, Pendanaan dan Kaderisasi, Komunikasi, Tabsyir dan Taisyir, Integral dan Komprehensif dan Sabar dan Istiqomah. Demikian abstraksi penulis sampaikan sebagai gambaran kecil dari skripsi ini.