The interpretation on corruption according to Indonesian exegetes (an analytical study on Tafsir Maraḥ Labīd, Tafsir an-Nūr, and Tafsir al-Azhar)

Irawan, Bagus (2014) The interpretation on corruption according to Indonesian exegetes (an analytical study on Tafsir Maraḥ Labīd, Tafsir an-Nūr, and Tafsir al-Azhar). Undergraduate (S1) thesis, UIN Walisongo.

[thumbnail of 094211050_Coverdll.pdf]
Preview
Text
094211050_Coverdll.pdf - Accepted Version

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of 094211050_Bab1.pdf]
Preview
Text
094211050_Bab1.pdf - Accepted Version

Download (391kB) | Preview
[thumbnail of 094211050_Bab2.pdf]
Preview
Text
094211050_Bab2.pdf - Accepted Version

Download (296kB) | Preview
[thumbnail of 094211050_Bab3.pdf]
Preview
Text
094211050_Bab3.pdf - Accepted Version

Download (968kB) | Preview
[thumbnail of 094211050_Bab4.pdf]
Preview
Text
094211050_Bab4.pdf - Accepted Version

Download (375kB) | Preview
[thumbnail of 094211050_Bab5.pdf]
Preview
Text
094211050_Bab5.pdf - Accepted Version

Download (195kB) | Preview
[thumbnail of 094211050_Bibiografi.pdf]
Preview
Text
094211050_Bibiografi.pdf - Bibliography

Download (226kB) | Preview

Abstract

Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia memiliki budaya korupsi akut. Hal ini menjadi sebuah ironi, karena Islam mengajarkan prinsip kejujuran. Korupsi adalah tindakan dosa yang bertentangan dengan prinsip-prinsip keadilan, akuntabilitas, dan tanggung jawab. Al-Qur'an menyajikan berbagai tekanan moral yang harus dilaksanakan oleh manusia. Tekanan tersebut berlaku pada aturan Allah, bagi yang melanggar akan menerima hukuman. Tekanan ini dibutuhkan agar kehidupan berjalan dengan baik. Salah satu tekanan moral dalam Al-Qur'an adalah larangan korupsi. Korupsi adalah praktek mengonsumsi harta seseorang dengan cara yang salah, dan kerjasama dalam penyalahgunaan kekuasaan atau kewenangan untuk keuntungan pribadi, keluarga, dan kelompok.
Fenomena korupsi ini telah mendorong para ahli di Indonesia untuk meneliti ihwal solusi pemberantasannya, termasuk para ahli dalam bidang tafsir al-Qur’an. Tak bisa dimungkiri kerja tafsir yang tak terlepas dengan konteks yang melingkupinya, maka menafsirkan korupsi berarti mengkritik kebijakan dan model pemerintahan. Sehingga, perbedaan dalam menafsirkan ayat-ayat tindak pidana korupsi menjadi keniscayaan. Hal ini dapat dilihat penafsiran berbagai mufasir Indonesia cenderung mewakili tren intelektual dan sosio-budaya sesuai masanya masing-masing. Penelitian ini akan meneliti penafsiran tentang korupsi menurut mufasir Indonesia. Para mufasir yang dijadikan obyek kajian dalam penelitian ini adalah: pertama, Syaikh Muhammad Nawawi al-Bantani dengan karya monumentalnya Tafsir al-Munir yang mewakili mufasir klasik Indonesia. Kedua, Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy dengan Tafsir An-Nur yang mewakili era modern dan corak moderat. Ketiga, Abdul Malik Abdul Karim Amrullah (Hamka) dengan Tafsir al-Azhar yang mewakili era modern dan pola progresif.
Berdasarkan latar belakang, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui bentuk korupsi, hukuman bagi koruptor, dan untuk mengetahui faktor-faktor yang membedakan penafsiran korupsi menurut mufasir Indonesia. Untuk menjawab pertanyaan penelitian, peneliti menggunakan penelitian kepustakaan dengan studi analitik. Bentuk korupsi yang peneliti diklasifikasikan di sini meliputi: mengambil milik orang lain (Sariqah, Gaṣab dan al-Akl al-Baṭil), pengkhianatan mandat dan penyalahgunaan kekuasaan (ad-Dallaw, Khiya̅nat dan al-Akl as-Suḥt), penggelapan harta milik negara (Gulu̅l), memiliki dampak besar (Hirabah dan Fasad). Hukuman bagi koruptor di dunia, mulai dari yang paling ringan adalah diusir atau diasingkan atau dipenjarakan; potong tangan; potong tangan dan kaki secara bersilangan; hukuman mati; hukuman mati dan salib. Sementara, koruptor dihukum sesuai besaran harta yang diambil. Pada hari kiamat, hasil korupsi akan menjadi saksi kejahatannya. Koruptor akan mendapatkan malapetaka dan penyiksaan sesuai porsi kejahatannya. Selanjutnya, perbedaan penafsiran korupsi dapat dianalisis dari setidaknya tiga faktor yang membentuknya, yaitu: faktor sosial budaya, faktor intelektual, dan faktor-faktor politik.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Additional Information: Pembimbing: Prof. Dr. H. Yusuf Suyono, M. Ag.; Dr. Zainul Adzfar, M. Ag.
Uncontrolled Keywords: Korupsi; Tafsir al-Qur'an Indonesia
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran > 297.1226 Interpretation and Criticism
300 Social sciences > 360 Social services; association > 364 Criminology
Divisions: Fakultas Dakwah dan Komunikasi > 70233 - Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
Depositing User: Nur yadi
Date Deposited: 15 Apr 2015 08:45
Last Modified: 29 May 2021 01:39
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/3920

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics