Nilai–Nilai sufistik dalam kepemimpinan : studi tentang pemikiran Imam Khomeini

Amron, Syaeful (2014) Nilai–Nilai sufistik dalam kepemimpinan : studi tentang pemikiran Imam Khomeini. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of 094411018_Coverdll.pdf]
Preview
Text
094411018_Coverdll.pdf - Accepted Version

Download (713kB) | Preview
[thumbnail of 094411018_bab1.pdf]
Preview
Text
094411018_bab1.pdf - Accepted Version

Download (303kB) | Preview
[thumbnail of 094411018_bab2.pdf]
Preview
Text
094411018_bab2.pdf - Accepted Version

Download (261kB) | Preview
[thumbnail of 094411018_bab3.pdf]
Preview
Text
094411018_bab3.pdf - Accepted Version

Download (223kB) | Preview
[thumbnail of 094411018_bab4.pdf]
Preview
Text
094411018_bab4.pdf - Accepted Version

Download (287kB) | Preview
[thumbnail of 094411018_bab5.pdf]
Preview
Text
094411018_bab5.pdf - Accepted Version

Download (165kB) | Preview
[thumbnail of 094411018_bibliografi.pdf]
Preview
Text
094411018_bibliografi.pdf - Bibliography

Download (182kB) | Preview

Abstract

Islam merupakan ajaran yang diturunkan kepada manusia untuk dijadikan dasar pedoman hidup sebagai nilai-nilai dasar yang diturunkan Allah SWT, Pada saat ini pandangan umat manusia tentang nilai-nilai kemanusiaan telah bergeser menuju sesuatu yang bersifat materialistik. Berbagai macam persoalan yang terjadi di masyarakat, seperti pemiskinan, korupsi, aksi terorisme, merupakan akibat secara tidak langsung bahwa nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan manusia sendiri semakin menipis. Dalam kehidupan, menata struktur sosial kemasyarakatan diperlukan sikap kepemimpinan yang bertanggung jawab. Dalam konsep Islam, pemimpin merupakan hal yang sangat vital dan fundamental karena pemimpin menempati posisi tertinggi dalam membangunan masyarakat. Maka kecakapannya dalam memimpin akan mengarahkan rakyatnya kepada tujuan yang ingin dicapai, yaitu kejayaan dan kesejahteraan umat dengan iringan ridho Allah.
Di abad modern ini Imam Khomeini merupakan salah satu seorang pemimpin yang memberikan pengaruh besar terhadap beradaban islam khususnya negara Iran. maka dari itu penelitian ini menarik karena melihat strategi dan kiprah Imam Khomeini dalam perjuangannya, yang mana kita dapat mengurai kembali bagaimana kontribusi beliau dan pemikiran beliau bagi kemajuan kepemimpinan Islam yang bisa kita aplikasikan untuk kepentingan kepemimpinan di era masa kini.
Penelitian ini mengangkat judul ”Nilai-Nilai Sufistik dalam Kepemimpinan (Studi tentang Pemikiran Imam Khomeini) dengan rumusan masalah bagaimana pemikiran Imam Khomeini tentang kepemimpinan? dan bagaimana nilai-nilai sufistik dalam konsep kepemimpinan Imam Khomeini? Dalam penelitian ini pendekatanya menggunakan pola analisis deskriptif.
Menurut Imam Khomeini, hanya seorang yang mencapai tingkat fuqaha (tingkat seorang faqih) dan cakap dalam menggali hukum-hukum ilahi dari sumber-sumber yang shahih (Al-Qur’an dan hadits) saja yang pantas menjadi seorang pemimpin dan menangani masyarakat Islam. Kepemimpinan suatu negara adalah di tangan para ulama dan kepemimpinan manusia bersumber pada kepemimpinan ilahiah. Khomeini dalam konsep kepemimpinanya Wilayatul al-Faqih di mana kedaulatan suata negara ada di tangan Tuhan. Manifestasi Tuhan sendiri yang paling sempurna adalah insan kamil yang denganya Allah memberi beban tugas kepada manusia sebagai khalifah di bumi. Perjalanan menuju Dzat itu sendiri tentu saja melalui syarat utama yakni hijrah kepada Allah dengan menghilangkan hijab yang telah memalingkan manusia pada Dzat yang satu (Tuhan). Usaha mengoyak jubah ini adalah dengan Tafakkur (perenungan diri), ‘zam (tekad dan kesungguhan), Musyarathah (melaksanakan perintah Allah), Muraqabah (menjaga diri dari larangan), Tadzakkur (senantiasa mengingat Allah).
Bagi Imam Khomeini seorang arif tak akan benar-benar mencapai maqam spiritual tertinggi jika tidak memanifestasikan keimanan puncak yang telah diraihnya dalam kehidupan sosial politik untuk mereformasi masyarakat dan membebaskan kaum tertindas dari rantai penindasan. Untuk mencapai itu harus melalui beberapa maqam diantaranya: ilmu pengetahuan, ubudiyah, thuma’ninah dan musyahadah. Maka dari itu Imam Khomeini Dalam mengkaji tentang irfan bukanlah sekedar topik untuk dipelajari, diajarkan dan ditulis. Akan tetapi, irfan senantiasa menjadi bagian tak terpisahkan dari kepribadian intelektual dan spiritual beliau. Hal ini pun tampak jelas dalam berbagai aktivitas politik beliau bertahun-tahun kemudian yang sarat akan unsur irfan.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Additional Information: Pembimbing : Dr. Syafi'i, M. Ag.; Hj. Arikhah, M. Ag.
Uncontrolled Keywords: Kepemimpinan; Sufistik
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.4 Sufism
200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.6 Islamic history > 297.61 Islamic leaders
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76236 - Tasawuf dan Psikoterapi
Depositing User: Nur yadi
Date Deposited: 23 Apr 2015 09:51
Last Modified: 26 Jun 2021 01:46
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/3959

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics