Rekonstruksi cerita Mahabharata dalam dakwah Walisongo

Nariswari, Adisti Candra (2016) Rekonstruksi cerita Mahabharata dalam dakwah Walisongo. Undergraduate (S1) thesis, UIN Walisongo.

[thumbnail of 111211014.pdf]
Preview
Text
111211014.pdf - Accepted Version

Download (4MB) | Preview

Abstract

Rekonstruksi Cerita Mahabharata dalam Dakwah Walisongo, dilatarbelakangi dengan munculnya kisah-kisah dalam pewayangan yang bernuansa Islam yang diketahui merupakan karya Walisongo. Perubahan-perubahan tersebut merupakan pemanfaatan media dakwah oleh Walisongo, sehingga yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengembangan cerita Mahabharata setelah adanya Walisongo. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan cerita Mahabharata setelah digunakan Walisongo dalam rangka penyebaran ajaran Islam di Jawa yang telah disisipkan ajaran Islam.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang memfokuskan diri pada studi kepustakaan (library research) mengenai buku-buku Mahabharata, budaya Jawa (pewayangan), Walisongo, dan dakwah. Serta analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, sebagai upaya untuk menguraikan dan menganalisis pengembangan cerita Mahabharata setelah digunakan Walisongo dan penerusnya dalam rangka penyebaran ajaran Islam di Jawa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan cerita Mahabharata setelah adanya Walisongo meliputi: pertama, Pandawa disimbolkan sebagai rukun Islam, agar memudahkan masyarakat pada waktu dulu dalam mengetahui dan memahami lima pilar agama Islam. Kedua, cerita poliandri tokoh Drupadi dalam cerita Mahabharata Hindu dirubah Walisongo menjadi monoandri, karena Islam melarang, wanita menikah dengan lebih dari satu laki-laki (poliandri). Ketiga, tokoh Srikandi yang dalam Mahabharata Hindu merupakan waria kemudian berubah menjadi perempuan sejati, karena dalam Islam tidak diperbolehkan menyalahi kodratnya, yaitu pria yang menyerupai perempuan dan perempuan yang menyerupai pria. Keempat, pendeta Drona tokoh panutan yang baik dan bijaksana dirubah menjadi tokoh negative, dimaknai sebagai pandangan hina rohaniawan yang mengabdi kepada raja. Sebagaimana pula dengan ulama yang mengabdi kepada pemerintahan/ politik. Kelima, dimunculkannya tokoh Punakawan yang merupakan asli Jawa kemudian dimaknai sebagai peraga Walisongo atau da’i. Keenam, muncullah silsilah dewa Hindu yang menjadi keturunan dari Nabi Adam untuk menghilangkan kemusyrikan. Ketujuh, munculnya cerita-cerita baru karangan para wali yang mengandung ajaran-ajaran Islam, seperti cerita Dewaruci, Jimat Kalimasada, Mustaka Weni, dan Petruk Dadi Ratu.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Additional Information: Pembimbing: Nur Cahyo Hendro, W., S.T., M. Kom.; Dr. Ilyas Supena, M. Ag.
Uncontrolled Keywords: Mahabarata; Dakwah Walisongo
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 294 Religions of Indic origin > 294.5 Hinduism / Hindu
200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.7 Propagation of Islam > 297.74 Dakwah
Divisions: Fakultas Dakwah dan Komunikasi > 70233 - Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
Depositing User: Nur Rohmah
Date Deposited: 26 Sep 2016 07:41
Last Modified: 26 Sep 2016 07:41
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/5672

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics