Studi analisis metode istinbat hukum Imam Hanafi dan Imam Syafi’i tentang wali mujbir (suatu pendekatan komparatif)

Zuhaida, Habba (2016) Studi analisis metode istinbat hukum Imam Hanafi dan Imam Syafi’i tentang wali mujbir (suatu pendekatan komparatif). Undergraduate (S1) thesis, UIN Walisongo.

[thumbnail of 122111052.pdf]
Preview
Text
122111052.pdf - Accepted Version

Download (4MB) | Preview

Abstract

Imam Hanafi dan Imam Syafi’i berbeda pendapat mengenai wali mujbir. Menurut Imam Hanafi wali mujbir adalah wali yang memiliki hak ijbar untuk menikahkan wanita yang masih kecil atau wanita dewasa namun kurang akalnya, seperti idiot atau gila dengan tanpa persetujuan dari wanita tersebut. Sedangkan wali mujbir menurut Imam Syafi’i ialah seorang wali yang dapat menikahkan seorang gadis atau wanita perawan dengan tanpa persetujuan dari gadis tersebut. Sebagian masyarakat umum masih keliru dalam memahami konsep wali mujbir. Sehingga dengan adanya konsep ijbar menyebabkan tindakan sewenang-sewenang dari seorang wali kepada wanita yang berada dibawah perwaliannya.
Berpijak dari latar belakang tersebut, dalam skripsi ini penulis tertarik membahas terkait dengan pendapat Imam Hanafi dan Imam Syafi’i dalam masalah wali mujbir. Tulisan ini berisi tentang pendapat dan metode istinbat{ hukum yang digunakan oleh Imam Hanafi dan Imam Syafi’i tentang wali mujbir serta faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan metode istinbat{ tersebut. Kemudian penulis juga akan membahas bagaimana relevansi wali mujbir pada konteks sekarang khususnya di Indonesia.
Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian kepustakaan (library research). Sumber data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan teknik dokumentasi. Setelah mendapatkan data yang diperlukan, maka data tersebut dianalisis dengan metode analisis komparatif.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Metode istinbat{ hukum yang digunakan Imam Hanafi dalam masalah wali mujbir adalah Alqur’an, Sunnah, dan ‘Urf. Dan metode istinbat{ wali mujbir yang digunakan Imam Syafi’i ialah Alqur’an, Sunnah, dan Qiyas. ‘Illat yang digunakan Imam Hanafi dalam konsep perwalian ijbar yaitu ghairu ‘aqilah. Karena wanita dalam keadaan tersebut tidak mampu bertindak sesuatu untuk dirinya sendiri. Sedangkan ‘illat yang digunakan Imam Syafi’i ialah bikr (keperawanan). Faktor yang mempengaruhi perbedaan metode istinbat{ Imam Hanafi dan Imam Syafi’i diantaranya adalah faktor dalam memahami Alqur’an, hadis dan faktor sosial budaya. Relevansi wali mujbir untuk konteks sekarang di Indonesia, menurut penulis lebih relevan kepada pendapat Imam Syafi’i. Namun alangkah baiknya persetujuan dari wanita tetap diperhatikan.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Additional Information: Pembimbing: Drs. H. Abu Hapsin, MA., Ph. D.; Anthin Lathifah, M. Ag.
Uncontrolled Keywords: Metode istinbat; Wali mujbir; Wali nikah
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.5 Islamic ethics, practice > 297.57 Religious experience, life, practice > 297.577 Marriage and family life
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > 74230 - Hukum Keluarga Islam (Ahwal al-Syakhsiyyah)
Depositing User: Nur Rohmah
Date Deposited: 27 Sep 2016 03:14
Last Modified: 27 Sep 2016 03:14
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/5763

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics