Tradisi sekar di makam Kesultanan Demak pada upacara Grebeg Besar (kajian living hadis)

Muna, Ina Izatul (2016) Tradisi sekar di makam Kesultanan Demak pada upacara Grebeg Besar (kajian living hadis). Undergraduate (S1) thesis, UIN Walisongo.

[thumbnail of 124211051.pdf]
Preview
Text
124211051.pdf - Accepted Version

Download (4MB) | Preview

Abstract

Agama Islam di Jawa memiliki karakter dan ekspresi keberagamaan yang unik. Hal ini karena penyebaran Islam di Jawa, lebih dominan mengambil bentuk akultrasi. Pola akulturasi Islam dan budaya Jawa, di samping bisa dilihat pada ekspresi masyarakat Jawa, juga didukung dengan kekuasaan politik kerajaan Islam Jawa, terutama Mataram yang berhasil mempertemukan Islam Jawa dengan kosmologi Hinduisme dan Budhaisme. Dapat diketahui bahwa masyarakat Jawa dikenal mempunyai suatu tradisi dalam berbagai ritual yang merupakan sebuah gambaran atau wujud ekspresi yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu warisan tersebut adalah tradisi sekar makam (nyekar) yang merupakan sebagai suatu rasa tanggungjawab apabila ada orang yang meninggal dunia, baik itu keluarga sendiri, tetangga maupun tokoh sejarah (wali). Kepercayaan orang Islam Jawa terhadap orang yang telah meninggal dunia perlu dikirim do’a, maka timbul suatu kebiasaan kirim do’a dikalangan masyarakat, sehingga perlu diadakan ritual tahlilan di dalamnya. Nyekar pada konsep awalnya adalah upacara yang dilaksanakan sebagai pemujaan terhadap roh nenek moyang yang telah meninggal untuk meminta bantuan terhadapnya. Seiring dengan kedatangan dan berkembangnya Islam di pulau Jawa yang dibawa oleh para Wali, tradisi ini mulai mendapat pengaruh dari nilai-nilai ajaran Islam. Karena telah begitu kuat mengakar dan melembaga dalam masyarakat, oleh para Wali tradisi ini tidak dihapus dan dihilangkan begitu saja akan tetapi diakulturasikan dengan nilai-nilai Islam. Tradisi Nyekar di Makam Kesultanan Demak dimaknai sebagai upaya mendo’akan para leluhur. Tradisi Nyekar adalah salah satu tradisi yang masih melekat pada masyarakat Demak. Tradisi ini dilaksanakan sebelum menjelang hari raya Idul Adha atau tepatnya pada upacara grebeg Besar sebelum tanggal 10 Dlulhijah. Penelitian ini berupaya untuk mengetahui ritual tradisi Nyekar di Makam Kesultanan Demak. pertanyaan pertama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana praktik dan asal-usul tradisi sekar makam di makam Kesultanan Demak? (2) Bagaimana motivasi dan tujuan masyarakat melakukan tradisi sekar makam?
Dalam penelitian ini, penulis mencoba menggunakan menggunakan metode observasi, interview (wawancara), serta dokumentasi sebagai data-data dalam menunjang penelitian skripsi ini. Analisis data pertama yang peneliti lakukan adalah membaca sekaligus mengkaji secara mutlak dan mendalam apakah memang ada tradisi sekar makam Kesultanan Demak. Langkah yang kedua menafsirkan data dan disesuaikan dengan teori, dan langkah yang ketiga adalah menyimpulkan seluruh dari hasil penelitian. Wawancara dilakukan dengan orang-orang terkait dengan tradisi Nyekar di Makam Kesultanan Demak, seperti pelaku tradisi Nyekar (peziarah) dan tokoh agama dan orang-orang yang bertugas menyiapkan perlengkapan upacara tradisi tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui prosesi ritual dan makna serta nilai filosofisnya dalam tradisi Nyekar itu sendiri.Yang menjadi obyek penelitian skripsi ini ialah para peziarah dalam tradisi sekar makam Kesultanan Demak.
Berdasarkan hasil penelitian analisis pembahasan masalah, landasan teori, data-data dan wacana yang berkembang, maupun untuk memenuhi tujuan penelitian ini, peneliti berkesimpulan, (1) bahwa masyarakat Demak memiliki pemahaman yang kental dan kuat mengenai tradisi Nyekar sehingga masyarakat tetap melestarikan budaya leluhur tersebut. Prosesi ritual Nyekar di Makam Kesultanan Demak memiliki keunikan. Adapun keunikan tradisi Nyekar di Makam Kesultanan Demak tersebut yaitu dengan memakai uborampe bunga dan pakaian adat Jawa. (2) adapun motivasi dan tujuan tradisi Nyekar di Makam Kesultanan Demak adalah: melestarikan budaya dari para leluhur, wujud terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebagai wadah silaturrahmi, perwujudan sikap hormat dan sebagai perwujudan sikap keseimbangan kehidupan sosial. Adapun dari motivasi individu peziarah, ada yang meyakini sebagai tawassul dan ada yang tidak meyakininya tergantung pada keyakinan individu peziarah yang tentunya dengan argumentasi masing-masing. Adapun tentang mengirim pahala pada pembacaan tahlil tidak ada dalil yang menegaskannya.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Additional Information: Pembimbing: Dr. Zuhad, MA.; Dr. H. A. Hasan Asy’ari Ulama’i, M. Ag.
Uncontrolled Keywords: Sinkritisme; Islam Jawa; Tawassul; Tradisi; Living Hadis
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.125 Hadits > 297.1251 Study of Text of Hadith
200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.3 Islamic Worship / Ibadah > 297.39 Other Practices (Incl. Halal Food, Syirik, Munafiq)
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76231 - Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Nur Rohmah
Date Deposited: 03 Oct 2016 00:25
Last Modified: 03 Oct 2016 00:25
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/5864

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics