Islam mewajibkan zakat selain sebagai rukun agama, juga sebagai sistem redistribusi kekayaan untuk menciptakan kesejahteraan dalam kehidupan pribadi dan masyarakat. Salah satu tujuan zakat adalah untuk menghapus sumber-sumber kemiskinan dan kesenjangan sosial yang berdampak luas bagi kemanusiaan. Salah satu masalah yang dihadapi kaum fakir, miskin adalah ketidak mampuan mereka dalam mencukupi kebutuhan dasar hidupnya. Ketidak mampuan mencukupi kebutuhan pokok ini disebabkan karena kurangnya pendapatan mereka atau mereka tidak mempunyai pendapatan. Oleh karena itu, zakat dapat dijadikan sebagai sumber dana yang cukup potensial yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan umat, terutama golongan fakir miskin melalui program pemberdayaan. Salah satu Lembaga yang melakukan program pemberdayaan ekonomi yaitu Dompet Dhuafa melalui program pemberdayaan ekonomi Tahu Mercon di wilayah perkotaan Semarang.
Penelitian ini menfokuskan pada tiga permasalahan, yaitu, 1) Bagaimana peran Dompet Dhuafa Semarang dalam peningkatan ekonomi mustahik melalui program Tahu Mercon di Semarang? 2) Apakah yang menjadi faktor pendukung dan penghambat LAZ Dompet Dhuafa dalam peningkatan ekonomi mustahik melalui program Tahu Mercon di Semarang? 3) Manfaat apa yang diperoleh mustahik melalui program Tahu Mercon?
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Sedangkan dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan cara observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Dompet Dhuafa Semarang menjalankan pendayagunaan zis untuk memberdayakan ekonomi mustahik di wilayah perkotaan Semarang melalui Program Tahu Mercon. Langkah-langkah yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa Semarang dalam meningkatkan ekonomi mustahik yaitu a) perencanaan program Tahu Mercon terkait sasaran dan pelaksanaannya. b) pelatihan usaha oleh Dompet Dhuafa Semarang kepada mustahik. c) pemberian modal usaha untuk membuka usaha yang bersifat hibah yakni tidak ada pengembalian modal. d) pengawasan Dompet Dhuafa Semarang.
Faktor pendukung program Tahu Mercon yaitu a) semangat para mustahik penerima manfaat Tahu Mercon dalam berwirausaha yang kemudian juga mempengaruhi semangat Dompet Dhuafa Semarang untuk terus membantu dan mengusahakan yang terbaik bagi para penerima manfaat. b) Pendampingan oleh Dompet Dhuafa Semarang dengan mengadakan pertemuan rutin tiap dua bulanan sekali untuk memompa semangat. c) Minat masyarakat terhadap jajanan Tahu Mercon cukup tinggi sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk berjualan Tahu Mercon. Sedangkan faktor penghambat pelaksanaan program Tahu Mercon adalah a) lemahnya tingkat pengetahuan SDM (Sumber Daya Manusia) dalam bidang wirausaha sehingga kurang maksimal dalam pelaksanaan program tersebut. b) Kurangnya SDM dalam mengawasi pelaksanaan program Pemberdayaan Ekonomi Tahu mercon. c) sebagian mustahik penerima manfaat Tahu Mercon yang kurang memiliki kemampuan dalam berwirausaha.
Manfaat yang dirasakan mustahik dari pemberdayaan ekonomi melalui Program Tahu Mercon antara lain: pertama Mewujudkan keinginan mustahik untuk membuka usaha, kedua Membuka lapangan pekerjaan baru bagi yang menganggur, ketiga Mampu meningkatkan ekonomi keluarga mustahik, keempat Mengubah mustahik menjadi muzakki.