Kearifan lokal dalam tafsir Al Azhar : studi dalam surat Al Baqarah
Saadah, Muizzatus (2019) Kearifan lokal dalam tafsir Al Azhar : studi dalam surat Al Baqarah. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
fullll.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (4MB) | Preview
Abstract
Lahirnya literatur tafsir dan terjemahan Al Qur’an sebagai sederetan teks turunan yang menjadi pengungkap dan penjelas makna, tidak bisa lepas dari sosio historis mufassir. Hal ini dapat difahami sebab tafsir Al Qur’an merupakan hasil interpretasi seorang penafsir terhadap teks dalam menyampaikan pesan yang terkandung dalam Al Qur’an. Hamka dalam karya tafsirnya, tafsir Al Azhar yang menggunakan corak ādāb ijtimā’iy dengan memasukkan kearifan lokal sebagai proses asimilasi dan penerapan horizon antara teks dan penafsir.
Penggunaan kearifan lokal dalam tafsir Al Azhar karya Hamka ini menarik untuk diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan kearifan lokal dalam tafsir Al Azhar dan bagaimana relevansi penafsiran Hamka dengan Al Qur’an dan dampak bagi pembacanya. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif jenis penelitian library research, yakni penelitian yang semua datanya berasal dari bahan-bahan tertulis berupa buku, naskah, dokumen, foto, dan lain-lain. dalam penelitian kearifan lokal dalam kitab Al Azhar studi surat Al Baqarah. Maka buku naskah , dokumen dan lainya berkaitan kearifan lokal dalam tafsir Al Azhar. Analisis yang digunakan penulis yakni pendekatan hermeneutika Gadamer dengan menggunakan empat teori; keterpengaruhan sejarah, pra pemahaman, asimilasi horizon dan lingkaran hermeneutika serta teori penerapan.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa: penggunaan kearifan lokal dalam tafsir Al Azhar karya Hamka khusunya dalam surat Al Baqarah terdapat dalam bentuk verbal berupa pengungkapan istilah lokal pada tiga ayat yakni ayat 15, 65, 187, kemudian penggunaan pantun pada ayat 29, 176, 265, dan penggunaan pepatah dan pribahasa terdapat dalam lima ayat 24, 25, 35, 165, 231 serta non verbal berupa penggambaran tradisi yang terdapat dalam ayat 38 dan 188. Penafsiran Hamka mendapat respon dari ahli tafsir bahwa penafsiran Hamka adalah tafsir yang penulisanya menyesuaikan dan merespon keadaam masyaraktnya. Kearifan lokal Melayu yang diangkat khususnya Minangkabau sebagai pemisalan, penggambaran lokal dan memberi wawasan serta membantu pemahaman terhadap pesan Al Qur’an serta menjadi sumber rujukan bagi aktivis dakwah yang dapat membantu dalam tugasnya.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kearifan Lokal; Tafsir Alquran |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 201 Religious mythology, general classes of religion, interreligious relations and attitudes, social theology 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran > 297.1226 Interpretation and Criticism |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76231 - Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | Maulana Handy |
Date Deposited: | 30 Dec 2019 02:06 |
Last Modified: | 16 Nov 2021 08:52 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/10351 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year