Arah kiblat dari suatu tempat di permukaan Bumi dapat dihitung memanfaatkan trigonometri bola (spherical trigonometry). Arah kiblat dapat ditentukan dengan banyak metode. Menurut Saadoeddin Djambek dalam bukunya Arah Qiblat, orang yang sedang sembahyang, ia berdiri di dalam suatu bidang yang ditentukan oleh titik tempat ia berdiri, titik pusat Bumi dan titik Ka’bah. Sebuah bidang yang melalui pusat sebuah bola, melalui sebuah lingkaran besar. Menentukan kiblat di suatu tempat, yang harus kita kerjakan tidaklah lain, hanya menentukan sudut yang dibentuk oleh lingkaran besar melalui Mekkah dan meridian tempat itu. Saadoeddin Djambek menggunakan rumus perhitungan segitiga bola yang dihitung dengan tabel logaritma. Pemikiran tersebut kemudian menghasilkan peta grafik kiblat, yaitu garis-garis yang menghubungkan suatu tempat dengan Mekkah (dalam peta) sehingga dapat dibaca arah kiblat yang dikehendaki walaupun dengan selisih 1-5 menit dengan perhitungan kontemporer.
Penelitian ini akan menganalisis tentang pemikiran Saadoeddin Djambek dalam penentuan arah kiblat dan akurasi serta relevansinya pemikiran Saadoeddin Djambek dalam buku Arah Qiblat dalam konteks kekinian.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan kajian penelitian yang bersifat dokumentasi. Sumber data primer adalah buku Arah Qiblat karya Saadoeddin Djambek, sedangkan sumber data sekunder berupa buku-buku yang terkait dengan arah kiblat karya Saadoeddin Djambek dan karya ahli ilmu falak lainnya. Selanjutnya data-data tersebut dipelajari dan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Untuk mengetahui akurasi dan relevansi, penulis akan menggunakan teknik analisis komparatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan; Pertama, rumus arah kiblat Saadoeddin Djambek dengan rumus segitiga bola. Rumus Saadoeddin Djambek ini menggunakan rumus cotan karena ditujukan untuk perhitungan dengan tabel logaritma, di mana perkalian berubah menjadi penjumlahan dan pembagian berubah menjadi pengurangan. Kedua, rumus Saadoeddin Djambek ini akurat dan relevan karena selisih perhitungan yang dihasilkan antara rumusnya dengan rumus kontemporer adalah 1’ sampai 2’. Selisih tersebut masih ditolerir dalam hasil perhitungan akhir dalam penentuan arah kiblat. Berdasarkan teori segitiga bola kemudian Saadoeddin Djambek membuat peta grafik kiblat. Peta grafik kiblat ini dapat menentukan arah kiblat suatu tempat. Jarak dari garis satu ke garis yang lain adalah 30’, arah kiblat tempat yang tidak dilewati garis dapat diperhitungkan dengan garis yang berada di dekat tempat dimaksud.