Penelitian ini berawal dari persoalan perbedaan internal dalam berbagai golongan hisab awal bulan Hijriyah, salah satunya adalah metode hisab dalam Almanak Menara Kudus karya KH. Turaichan. Dalam penelitian ini, persoalan yang dibahas adalah mengapa hasil garapan kitab tersebut mempunyai hasil yang berbeda dengan kitab-kitab lain yang masih satu golongan.
Penelitian ini bersifat kepustakaan (Library research), dimana data primernya adalah seluruh data yang diperoleh langsung Sumber data primer (primary sources) dalam penelitian ini adalah literatur kepustakaan dan hasil wawancara.data sekundernya adalah seluruh hal yang berkaitan dengan obyek penelitian. Data-data tersebut dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif analitis dengan pendekatan deskriptif ilmu falak, astronomi, dan heurmenetik.
Hasil penelitian ini adalah bahwa perhitungan awal bulan hijriyah KH. Turaichan dikategorikan ke dalam hisab Haqīqī Bi at-Tahqīq. Namun, beliau pernah berseberangan dalam penentuan awal Syawal tahun 1992, 1993, 1998 dengan pemerintah. Berangkat dari perbedaan ini, maka penulis mencoba menelaah bagaimana perhitungan awal bulan hijriyah KH. Turaichan beserta kriterianya.
Menurut hemat peneliti, metode hisab yang digunakan lebih maju, sesuai dengan teori astronomi modern, dan juga sudah menggunakan rumus-rumus spherical trigonometri. Hasil perhitungannya sudah lebih akurat jika dibandingkan dengan hasil perhitungan dari hisab Haqīqī Bi at-Taqrīb, seperti as-Sulām an-Nayiraīn.