Penelitian ini berawal dari adanya instrumen pengukur arah kiblat baru bernama Qiblat Tracker RHI yang dapat digunakan dengan metode perhitungan azimut memanfaatkan bayang-bayang Matahari. Alat ini dilengkapi dengan banyak inovasi baru, salah satunya adalah gnomon yang biasanya berada di tengah-tengah bidang dial ditempatkan di bagian pinggir dial, akan tetapi dalam penempatannya ini justru membuat 357o sampai 3o skala bagian luar dan 177o sampai 183o skala bagian dalam tertutupi oleh gnomon sehingga tidak dapat terbaca. Padahal nilai azimut Matahari dan azimut kiblat di dunia memiliki nilai berkisar 0o hingga 360o.
Fokus permasalahan yang dikaji adalah : 1) Bagaimana aplikasi Qiblat Tracker RHI untuk menentukan arah kiblat menggunakan bayang-bayang Matahari. Dan 2) Berapa tingkat akurasi Qiblat Tracker RHI sebagai penentu arah kiblat dengan bayang-bayang Matahari.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, dengan tujuan untuk mengetahui uraian secara mendalam tentang Qiblat Tracker RHI dalam menentukan arah kiblat menggunakan bayang-bayang Matahari. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Sumber data primernya adalah hasil dari penggunaaan Qiblat Tracker RHI dalam menentukan arah kiblat menggunakan bayang-bayang Matahari. Setelah data terkumpul, penulis menganalisis menggunakan metode analisis deskriptif yakni menggambarkan hasil yang terdapat dalam Qiblat Tracker RHI dengan melihat kenyataan yang ada di lapangan kemudian menguji keakuratannya dengan parameter hasil pengukuran rashdul qiblat lokal.
Hasil dari penelitian yang penulis lakukan adalah, yang pertama Qiblat Tracker RHI dapat digunakan untuk menentukan arah kiblat menggunakan bayang-bayang Matahari ketika tinggi Matahari berkisar antara 140 49’ 35,33” hingga 780 06’ 40,83”. Cara menentukan arah kiblat dengan Qiblat Tracker RHI menggunakan bayang-bayang Matahari dilakukan dengan menandai nilai azimut Matahari pada skala bayangan (skala dalam) dengan benang pointer, kemudian memindah benang pointer sesuai nilai azimut kiblat pada skala azimut (skala luar). Dalam keadaan nilai azimut Matahari adalah 177o hingga 183o atau nilai azimuth kiblat adalah 357o hingga 3o, maka skala bayangan dan skala azimut ini harus dilakukan pertukaran fungsi skala, karena nilai skala bayangan (skala dalam) 177o sampai 183o dan nilai skala azimuth (skala luar) 357o sampai 3o tertutup oleh gnomon. Kedua, tingkat akurasi hasil pengukuran Qiblat Tracker RHI menggunakan bayang-bayang Matahari ketika diuji dengan hasil pengukuran rashdul qiblat lokal memiliki selisih terbesar yaitu 00o 12’ 48,1”. Selisih ini masih dalam batas toleransi arah kiblat menurut Thomas Djamaluddin dan Marufin Sudibyo serta masuk dalam kategori akurat berdasarkan kriteria tingkatan keakuratan arah kiblat Slamet Hambali.