Lahirnya UU No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat dan
Keputusan Menteri Agama RI Nomor 373 Tahun 2003 sebagai petunjuk
pelaksanaannya, sebagai langkah awal bagi Islam untuk mendirikan amil zakat. Penulis melihat bahwa di Kabupaten Wonosobo, telah berdiri amil zakat yang dikenal dengan Badan Amil Zakat (BAZ) Kabupaten Wonosobo, lembaga ini dikelola oleh pemerintah daerah Kabupaten Wonosobo dan Kementrian Agama Kabupaten Wonosobo, walaupun BAZDA Kabupaten Wonosobo telah beroperasi kurang lebih selama 11 tahun, namun dalam menerapkan strategi pemasaran penghimpunan dana zakat, infaq dan shodaqoh masih kurang maksimal. Adapun pokok permasalahan dalam penelitian ini antara lain: Bagaimana strategi pemasaran penghimpunan dana zakat, infaq dan shodaqoh yang dilakukan oleh BAZDA Kabupaten Wonosobo? Apa faktor pendukung dan penghambat strategi pemasaran penghimpunan dana zakat, infaq dan shodaqoh yang dilakukan oleh BAZDA Kabupaten Wonosobo?
Jenis penelitian ini adalah kualitatif yaitu peneliti melihat sudut kualitas/mutu dari obyek peneliti ini. Adapun pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan pemasaran. Pengumpulan data penelitian, peneliti telah melaksanakan wawancara, observasi maupun pengumpulan dokumentasi sebagai pelengkap dalam penelitian ini. Isi pokok pembahasan penelitian ini adalah strategi pemasaran penghimpunan dana zakat, infaq dan shodaqoh pada badan amil zakat Kabupaten Wonosobo dari segi pengumpulan. Setidaknya dengan dilakukannya penelitian tersebut, dapat menjadi upaya untuk mendidik bagaimana menjadi seorang yang Dermawan akan kepeduliannya terhadap saudara-saudara yang kurang mampu atau di bawah garis kemiskinan. Disamping itu, penelitian tersebut juga dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat khususnya Kabupaten Wonosobo untuk menyalurkan dana zakat, infaq dan shodaqohnya melalui BAZDA Kabupaten Wonosobo.
Adapun hasil temuan BAZDA Kabupaten Wonosobo bahwa BAZDA merupakan salah satu lembaga amil zakat yang sangat potensial untuk mensejahterakan masyarakat Wonosobo. Sebab BAZDA Kabupaten Wonosobo sudah mempunyai donatur atau muzakki yang jelas yaitu dari golongan PNS. Sayangnya selama ini BAZDA Kabupaten Wonosobo belum secara maksimal dalam menerapkan strategi pemasaran penghimpunan dana zakat, infaq dan shodaqoh. Ada beberapa strategi pemasaran dalam menghimpun dana zakat, infaq dan shodaqoh yang sudah dilakukan BAZDA Kabupaten Wonosobo yaitu: Pertama, program gerakan sadar zakat, gerakan sadar zakat ini dilaksanakan terbatas pada saat pemerintah Kabupaten Wonosobo melakukan acara. Kedua, BAZDA Kabupaten Wonosobo lebih memprioritaskan penghimpunan dana zakat, infaq dan shodaqoh melalui Unit Pengumpul Zakat (UPZ) yang ada di kecamatan. Namun, upaya ini juga masih belum maksimal. Hal ini dapat di lihat dari lima belas UPZ kecamatan, baru tiga UPZ yang mampu menghimpun dana ZIS dengan nominal yang cukup besar. Tiga UPZ tersebut adalah Kecamatan Wonosobo dengan dana ZIS Rp. 15.830.050, Kecamatan Garung dengan dana ZIS Rp. 10.952.445 dan Kecamatan Kalibawang dengan dana ZIS Rp 11.698.00