Hak usaha atau kemitraan yang terdapat di biro perjalanan haji dan umrah di PT. Arminareka Perdana di jalan simpang 4c Semarang merupakan cabang perwakilan dari PT.Arminareka yang berpusat di Jakarta adalah kemitraan yang berupa hak usaha yang di jalankan calon jamaah serta telah membayarkan uang muka sebesar yang ditetapkan baru akan mendapatkan hak usaha yakni keagenan atau perwakilan. Keagenan atau perwakilan tersebut dengan cara mengajak orang lainn bergabung menggunakan jasa arminareka sebagai biro perjalanan umrah dan haji plus dengan menggunakan akad wakalah taswiq bil ujrah dimana setiap agen yang berhasil mengajak orang lain maka ia akan mendapatkan bonus atau fee sebanyak orang yang di ajak. Komisi atau bagi hasil tersebut telah ditentukan nominalnya.
Upah atau bonus yang diberikan setelah mengajak orang lain dan pemberian akan di bayarkan secara langsung melalui rekening sesuai dengan nama referensi dan support yang ada di formulir pendaftaran. Dari fenomena tersubut penulis tertarik untuk menelitinya lebih dalam terkait dengan penerapan akad dalam sistem kemitraan yang juga telah mendapatkan legalitas DSN-MUI sebagai lembaga bisnis syari’ah. Penulis melihat sistem kemitraan yang ada dalam kajian fiqh adalah tergolong dalam akad syirkah atau persekutuan atau perserikatan antar mitra. Namun, dalam hal ini akad tersebut tidaklah menggunakan syirkah melainkan wakalah taswiqbilujroh. Dalam hal ini penulis mengacu pada pokok permasalahan:Bagaimanakah Pelaksanaan Kemitraan Hak Usaha yang dijalankan oleh Penyelenggara Perjalanan Umrah dan Haji Plus di Perwakilan Jl. Simpang 4C Semarang PT. Arminareka Perdana? Dan Bagaimanakah pandangan hukum Islam terhadap hak usaha yang diterapkan oleh penyelenggara Umrah dan Haji Plus di PT. Arminareka Perdana tersebut?
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian di PT. Arminareka Perdana adalah jenis lapangan (field research). Pengumpulan data menggunakan metode observasi, dokumentasi, dan wawancara.Sedangkan metode analisis yang digunakan metode deskriptif analisis dengan penelitian kualitatif.
Pada akhirnya hasil penelitian ini berkesimpulan, pertama, pelaksanaan kemitraan yang ada di PT. Arminareka Perdana merupakan akad syirkah (musyarakah) tetapi keuntungan tidak diketahui semua mitra. Kedua, dikatakan sebagai akad wakalah karena dengan memasarkan perusahaan dan mendapat jamaah maka ia akan mendapat bonus (fee)pelaksanaan kemitraan hak usaha penyelenggara perjalanan umrah dan haji plus di PT. Arminareka Perdana tidak tergolong akad syirkah atau wakalah seutuhnya. Hal ini disebabkan terdapat kekurangan dalam syarat yang berlaku pada fiqh muamalah untuk kedua akad tersebut. Penulis melihat perusahaan mencoba mengkombinasikan kedua akad tersebut karena pada dasarnya akad syirkah didalamnya juga terdapat wakalah. Dimana wakalah dalam syirkah adalah wakil dari mitra.