Pasca Peraturan Menteri Keuangan dan Surat Edaran Bank Indonesia tentang penerapan uang muka sebesar 20% sampai 25% dari harga jual sepeda motor, praktis penjualan pada dealer maupun perusahaan pembiayaan mengalami penurunan. Oleh karena itu, WOM Finance Weleri mengembangkan produk pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dengan akad murabahah sebagai alternatif pembiayaan sepeda motor. Sehingga pembiayaan dengan prinsip syariah ini sering disebut orang WOM Finance Syariah Weleri. Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah bagaimana pelaksanaan pembiayaan murabahah di WOM Finance Syariah Weleri dan bagaimana kendala pembiayaan murabahah di WOM Finance Syariah Weleri.
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan (field research). Pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan mencari data-data yang diperlukan dari obyek penelitian yang sebenarnya. Setelah mendapatkan data yang diperlukan, maka data tersebut dianalisis dengan metode deskriptif analisis.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam pelaksanaan pembiayaan murabahah di WOM Finance Syariah Weleri, tidak sesuai dengan PMK No.43/PMK.010/2012 dan Surat Edaran BI No.14/10/DPNP perihal ketentuan penerapan uang muka sebesar 20% sampai 25% dari harga jual sepeda motor. Karena dalam kenyataanya WOM Finance Syariah Weleri menerapkan uang muka sebesar 15% sampai 19% dari harga jual sepeda motor. Adapun kendala pembiayaan murabahah di WOM Finance Syariah Weleri adalah belum adanya Dewan Pengawas Syariah (DPS) sehingga belum ada pengawasan terhadap produk, produk ini tidak mempunyai nilai tambah hanya beda di penerapan uang muka dan akad (murabahah, margin dan ta’zir). First Installment Default (FID), turunnya purna jual kembali dan life style seseorang merupakan salah satu kendala tersendiri bagi pembiayaan sepeda motor.