Tinjauan hukum Islam terhadap sistem pengelolaan harta anak yatim di Panti Asuhan Muhammadiyah Semarang
Muawanah, Anis (2007) Tinjauan hukum Islam terhadap sistem pengelolaan harta anak yatim di Panti Asuhan Muhammadiyah Semarang. Undergraduate (S1) thesis, IAIN Walisongo Semarang.
002311116_Anis Muawanah.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (1MB) | Preview
Abstract
Kehidupan adalah sesuatu yang mulia dan sangat berharga. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Selain itu manusia juga mempunyai tingkatan melebihi makhluk-makhluk lain. Islam menganjurkan agar menyantuni atau bersedekah kepada anak yatim, apalagi kalau mereka itu miskin. Selain anak yatim yang miskin yang perlu kita perhatikan adalah anak yatim yang orang tuanya meninggalkan harta warisan. Anak yatim memerlukan seorang wali yang bisa menjaga serta melindunginya. Kewajiban seorang wali adalah memelihara, memberinya makan, mencukupi kebutuhannya jika anak itu tidak berharta dan menjaga serta mengelolanya apabila anak itu berharta. Wali bisa mengelola harta anak yatim dengan cara menabungkannya dalam bentuk deposito atau dengan mengelolanya sendiri.
Harta anak yatim adalah sesuatu yang bermanfaat dan berharga yang dimiliki oleh anak yang tidak memiliki orang tua (bapak). Kedudukan harta anak yatim tidak jauh beda dengan kedudukan harta pada umumnya dalam islam yakni sangat penting dalam kehidupan apalagi bagi anak yatim sendiri. Selain menjaga dan mengelolanya wali juga harus menguji anak-anak yatim sampai mereka dewasa dan bisa memelihara hartanya sendiri. Setelah mereka dewasa wali wajib menyerahkan harta mereka dan sebaiknya di hadapan saksi.
Panti Asuhan Muhammadiyah Semarang merupakan salah Satu dari sekian banyak panti asuhan yang menampung anak-anak yatim dan anak-anak dhuafa. Dalam sistem pemeliharaan dan pengelolaan harta anak yatim pihak panti asuhan bekerja sama dengan sebuah Lembaga Keuangan Syari’ah di daerah Tlogosari Semarang. Dalam pengelolaannya menggunakan sistem bagi hasil yang sesuai dengan akad mudharabah.
Dalam mekanisme pembagian keuntungan dan pertanggungjawaban resiko kerugian, dibagi sesuai dengan akad mudharabah yaitu keuntungan serta kerugian dibagi sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati pada awal perjanjian dibuat. Pengelolaan harta anak yatim dalam hukum islam tidak dilarang oleh agama asalkan dengan niat dan tujuan yang baik, bukan untuk merusak atau menghilangkannya.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Hukum Islam; Fikih; Muamalah; Anak Yatim; Panti Asuhan |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.3 Islamic Worship / Ibadah > 297.39 Other Practices (Incl. Halal Food, Syirik, Munafiq) 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.5 Islamic ethics, practice > 297.56 Specific moral issues |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > 74234 - Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah) |
Depositing User: | Umar Falahul Alam |
Date Deposited: | 07 Aug 2020 02:54 |
Last Modified: | 27 Jul 2021 02:25 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/11599 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year