Analisis pendapat Imam Abu Hanifah dalam kitab Badai’ Ash- Shanai’ karya Al- Kasani tentang dibolehkannya nikah kembali bagi suami istri yang bermula’anah karena suami dusta
Sasturi, Sasturi (2007) Analisis pendapat Imam Abu Hanifah dalam kitab Badai’ Ash- Shanai’ karya Al- Kasani tentang dibolehkannya nikah kembali bagi suami istri yang bermula’anah karena suami dusta. Undergraduate (S1) thesis, IAIN Walisongo.
2101059_Sasturi.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (2MB) | Preview
Abstract
Islam telah mensyari’atkan li’an, mengatur tata cara li’an dan menjelaskan akibat hukum li’an. Namun dalam persoalan suami yang dusta dalam meli’an istrinya apakah suami boleh menikah kembali dengan mantan isrtrinya atau tidak masih terjadi perbedaan pendapat. Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa suami yang dusta dalam meli’an istrinya boleh menikah lagi dengan mantan istrinya itu. Adapun judul Skripsi yang penulis angkat adalah Analisis Pendapat Imam Abu Hanifah dalam kitab Badai’ as- Shana’i fi Tartibi asy- Syarai’ karya Ibnu Mas’ud Al- Kasani tentang dibolehkannya Nikah kembali Bagi Suami Istri Yang bermula’anah karena suami dusta.
adapun pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah : (1) Bagaimana Pendapat Imam Abu Hanifah tentang dibolehkannya nikah kembali bagi suami istri yang bermula’anah karena suami dusta? (2) Bagaimana metode istinbath hukum Imam Abu Hanifah sehingga membolehkan nikah kembali bagi suami istri yang bermula’anah karena suami dusta ?
Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan (library research) yang menggunakan metode pengumpulan data berupa data sekunder yaitu data yang diperoleh dari data yang memuat tentang informasi atau data tersebut, dan menggunakan metode dokumentasi dalam memperoleh data. Setelah data terkumpul, maka penulis berusaha menjelaskan semua obyek permasalahan dengan sistematis serta memberikan analisis secara cermat dan tepat terhadap objek kajian tersebut yaitu dengan teknik deskriptik analitik. Analisis data ini diwujudkan dalam bentuk uraian deskriptif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa menurut Imam Abu Hanifah apabila suami telah mengaku dusta dalam tuduhannya maka ia dijatuhi hukuman dera dan boleh berkumpul lagi menjadi suami istri dengan nikah baru. Karena kalau suami sudah mengaku dusta atas tuduhannya, maka hilanglah larangan tidak boleh berkumpul kembali, sebab dasar haramnya berkumpul untuk selama-lamanya bagi mereka adalah semata- mata tidak dapat menentukan mana yang benar diantara pernyataan suami istri yang bermula’anah, padahal jelas salah satu diantara mereka pasti ada yang dusta, karena jika telah terungkap rahasia tersebut, maka keharaman untuk berkumpul selama- lamanya jadi hilang.
Namun penulis tidak setuju dengan pendapat Imam Abu Hanifah, karena suami istri yang telah bermula’anah tidak boleh berkumpul lagi menjadi suami istri untuk selama- lamanya, walaupun suami mengaku dusta karena adanya hadits Nabi yang menjelaskan tentang suami istri yang bermula’anah tidak dapat bekumpul kembali untuk selama- lamanya. Hadits ini memutlakkan pengharaman menikahi mantan istri yang telah dili’annya. Selain itu juga disebutkan dalam Kompilasi Hukum Islam yakni pada bab XI tentang batalnya perkawinan pada pasal 70 yang menegaskan bahwa : perkawinan batal apabila: seseorang menikahi bekas istrinya yang telah dili’annya.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Hukum Islam; Fikih; Ibadah; Perkawinan Dalam islam; Lian; Mulaanah |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.3 Islamic Worship / Ibadah |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > 74230 - Hukum Keluarga Islam (Ahwal al-Syakhsiyyah) |
Depositing User: | Umar Falahul Alam |
Date Deposited: | 11 Aug 2020 01:39 |
Last Modified: | 11 Aug 2020 01:39 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/11607 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year