Toleransi arah kiblat menurut Mazhab Hanafi dalam perspektif fikih dan astronomi
Faridah, Siti Nurul Iffah (2017) Toleransi arah kiblat menurut Mazhab Hanafi dalam perspektif fikih dan astronomi. Masters thesis, UIN Walisongo.
Tesis_1500028014_Siti_Nurul_Iffah_Faridah.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (8MB) | Preview
Abstract
Toleransi arah kiblat diperlukan terutama bagi orang yang berada jauh dari Ka’bah. Adanya gerakan yang berbeda-beda dalam salat tidak menutup kemungkinan adanya perubahan arah menghadap meskipun hanya sedikit. Dengan adanya toleransi arah kiblat ini, akan lebih memudahkan bagi orang yang yang salat untuk menghadapkan tubuhnya ke arah kiblat. Ulama mazhab Hanafi berpendapat bahwa toleransi arah kiblat bagi orang yang jauh dari Makkah adalah sebesar 45° dari sisi Ka’bah. Sedangkan toleransi menurut hadis imam Baihaqi yang diterjemahkan dengan ilmu astronomi menunjukkan hasil perbedaan yang cukup signifikan, yaitu angka dalam derajat busur.
Dari adanya perbedaan nilai toleransi arah kiblat tersebut, penting sekali untuk dilakukan penelitian lebih lanjut tentang toleransi arah kiblat mazhab Hanafi baik dipandang dari perspektif fikih maupun astronominya agar diketahui bagaimana sebenarnya konsep toleransi arah kiblat dalam kajian fikih maupun astronomi.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan kajian penelitian kepustakaan (library research). Sumber primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah kitab fikih mazhab Hanafi yaitu Rad al-Muḥtār ‘ala Rad al-Mukhtār Ḥāsyiyah Ibn Ᾱbidīn. Sedangkan data sekundernya adalah kitab Syarah Ṡamarāt al-Wasīlah yang berisi penjelasan tentang seberapa besar toleransi arah kiblat menurut mazhab Hanafi. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi yang kemudian dianalisis dengan metode deskriptif-analitis yang mendiskripsikan kondisi suatu obyek yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam.
Hasil penelitian menunjukkan, pertama ditinjau dari perspektif fikih, Ulama Hanafi menyebutkan toleransi arah kiblat dengan sebutan jihah sugro, yaitu 45° dari sisi kiri Ka’bah dan 45° dari sisi kanan Ka’bah. Logika yang digunakan dalam jihah sugro adalah kenyataan bahwa bentuk kepala manusia adalah bulat atau sebesar busur 360°. Sedangkan yang didefinisikan wajah secara keseluruhan itu berkisar busur 90° (seperempat bagian lingkaran). Definisi wajah dalam menghadap kiblat tersebut mulai dari ujung mata kanan ke ujung mata kiri. Kedua, toleransi arah kiblat mazhab Hanafi sangat diperlukan dalam keadaan yang tidak dimungkinkan untuk menghadap arah kiblat yang presisi. Toleransi arah kiblat dalam perspektif astronomi yang diterjemahkan dari hadis imam Baihaqi diperoleh dari hasil perhitungan arah kiblat berdasarkan titik acuan Ka’bah, Masjidil Haram, dan Makkah. Dapat disimpulkan bahwa orang yang berada di sekitar Masjidil Haram, toleransi arah kiblatnya adalah berkisar 0 detik busur ke arah Utara dan 1 detik busur ke arah Selatan. Bagi orang yang berada di sekitar Makkah, toleransi arah kiblatnya berkisar 12 detik busur ke arah Utara dan 9 detik busur ke arah Selatan. Sedangkan bagi orang yang berada di luar daerah Makkah, maka toleransi arah kiblatnya berkisar 3 menit 30 detik busur ke arah Utara dan 2 menit 30 detik busur ke arah Selatan.
ABSTRACT:
The tolerance of qibla direction is needed especially for people who are away from the Ka’bah. The different movements of prayer lead to the possibility of direction changes although only slightly. The existence of tolerance of qibla direction, will make it easier for people who are praying to face his body towards qibla. Ulama of the Hanafi thought that the direction of qibla towards people far from Makkah is 45 ° from the side of the Ka'bah. While the tolerance according to the hadith Baihaqi translated with the science of astronomy shows the results of significant differences in the degree arc.
From the differences of tolerance of qibla direction, it is important to do further research about the tolerance of the direction of Hanafi orientation from the perspective of both jurisprudence and astronomy to know how the concept of tolerance of qibla direction in the study of jurisprudence and astronomy.
This research is a type of qualitative research with literature research (library research). The primary source used in this study is the Hanafi orientation of jurisprudence namely Rad al-Muḥtār 'ala Rad al-Mukhtār Ḥāsyiyah Ibn Ᾱbidīn. While the secondary data is the book Syarah Ṡamarāt al-Wasīlah which contains an explanation of how much degree of tolerance of qibla direction according to the Hanafi orientation. In this study, data collection techniques used are documentation techniques which are then analyzed by descriptive-analytical methods that describe the condition of an object to be investigated thoroughly, widely and deeply.
The results show, first viewed from the perspective of jurisprudence, the Hanafi cleric mentions tolerance of the direction of qibla namely jihah sugro, which is 45 ° from the left side of the Ka'bah and 45 ° from the right side of the Ka'bah. The logic used in jihah sugro is the fact that the shape of the human head is round or as large as the 360 ° arc. While the overall face defined it ranges arc 90 ° (quarter circle section). The definition of the inner face towards the qibla ranging from the tip of the right eye to the tip of the left eye. Secondly, the orientation of the Hanafi is urgently needed in circumstances where it is not possible to face the precise direction of qibla. The tolerance of qibla direction in astronomical perspective translated from Baihaqi priest hadith is derived from the calculation of qibla direction based on Ka'bah, Masjidil Haram, and Makkah reference point. It can be concluded that the people around the Masjidil Haram, the tolerance of qibla direction is about 0 seconds arc towards the North and 1 second arc towards the South. For people around Makkah, the direction of the qibla is about 12 seconds arc towards the North and 9 seconds arc towards the South. As for those who are outside the Makkah area, it is ranges from 3 minutes 30 seconds to the North and 2 minutes 30 seconds arc to the South.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Toleransi arah kiblat; Mazhab Hanafi; Fikih; Astronomi |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.2 Islam Doctrinal Theology, Aqaid and Kalam > 297.26 Islam and secular disciplines > 297.265 Islam and natural science (Incl. Islamic Astronomy/Ilmu Falak) |
Divisions: | Program Pascasarjana > Program Master (S2) > 50102 - Ilmu Falak (S2) |
Depositing User: | Miswan Miswan |
Date Deposited: | 10 Dec 2020 07:54 |
Last Modified: | 10 Dec 2020 07:54 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/12034 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year