Respon masyarakat Desa Gambiran terhadap arah kiblat Masjid Baiturrahim Gambiran
Anshori, Muhammad Ichwan (2018) Respon masyarakat Desa Gambiran terhadap arah kiblat Masjid Baiturrahim Gambiran. Masters thesis, UIN Walisongo.
TESIS_1400028013_M_ICHWAN_ANSHORI.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (1MB) | Preview
Abstract
Menghadap kearah kiblat menjadi syarat sah bagi umat Islam yang hendak menunaikan shalat, baik salat fardu atau shalat-shalat sunat yang lain. Hal ini sudah ditentukan sejak zaman Rasulullah SAW. Rasulullah sendiri menurut ijtihadnya sebelum hijrah ke Madinah, dalam melakukan shalat selalu menghadap ke Bait al-Maqdis atau Masjid al-Aqṣa sebagaimana dilakukan oleh nabi-nabi sebelumnya. Perilaku Rasulullah Saw ini kemudian menjadi sebuah tatanan syari’at dalam fikih shalat yang merupakan salah satu syarat sah shalat. Oleh karenanya menghadap arah kiblat merupakan suatu keharusan baik dalam beribadah secara individu maupun berjama’ah.
Urgensi menghadap arah kiblat dalam shalat ini kemudian menuntut bagi umat muslim untuk memperhatikan arah kiblat masjid-masjid atau mushola dalam rangka kesempurnaan ibadah. Salah satu masjid yang ada di Indonesia lebih tepatnya di Pati Jawa Tengah adalah masjid Baiturrahim Gambiran Pati Jawa Tengah. Masjid ini memiliki nilai historis yang tinggi sebagai salah satu masjid tertua di Jawa Tengah. Masjid ini dibangun pada tanggal 9 Oktober 1445. Umur masjid ini lebih tua 2 tahun dari masjid Agung Demak. Selain nilai historis yang melekat pada masjid Baiturrahim Gambiran Pati, masjid ini pun memiliki nilai “keramat” sebab dibangun oleh wali (sunan Kalijaga) layaknya masjid-masjid wali yang lainnya.
Berita polemik istbat arah kiblat masjid Agung Demak juga terjadi pada masjid Baiturrahim Gambiran Pati dalam hal pilihan antara arah kiblat versi sunan Kalijaga dan versi ilmu falak. Dengan dasar ini penulis mengadakan penelitian dengan pendekatan sosio historis dan dengan jenis penelitian kualitatif field research. Pasca dilakukan penelitian ternyata arah kiblat masjid Baiturrahim Gambiran Pati melenceng ke selatan sekitar 31° dari arah bangunan asal menurut versi ilmu falak. Penulis dalam hal ini telah mengadakan verifikasi dan disampaikan kepada para saksi dari tokoh dan masyarakat sekitar, namun mereka tetap memilih untuk menggunakan arah kiblat asal yakni versi Sunan Kalijaga.
Hasil penelitian ini memaparkan alasan dan faktor yang melatar belakangi masyarakat Gambiran Pati dalam memilih arah kiblat versi Sunan kalijaga yang mengandung nilai mitos. Faktor tersebut antara lain; faktor nilai historis masjid Baiturrahim sebagai masjid wali dan juga sosok legendaris dari Sunan Kalijaga. Faktor sosio kultural masyarakat Gambiran Pati yang notabene berprofesi sebagai petani serta ketergolongannya Pati sebagai salah satu kabupaten wilayah Jawa Tengah yang akrab dan harmoni dengan mistis kejawen.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Arah kiblat; Kejawen; Mistis; Masjid wali |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.2 Islam Doctrinal Theology, Aqaid and Kalam > 297.26 Islam and secular disciplines > 297.265 Islam and natural science (Incl. Islamic Astronomy/Ilmu Falak) |
Divisions: | Program Pascasarjana > Program Master (S2) > 50102 - Ilmu Falak (S2) |
Depositing User: | Miswan Miswan |
Date Deposited: | 25 Jan 2021 01:51 |
Last Modified: | 25 Jan 2021 01:51 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/12084 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year